KEEROM.tabloidpapuabaru.com,- Jemaat Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Klasis Keerom Wilayah Pantai Utara, mengelar Perayaan Hari Ulang Tahun HUT Gereja GIDI yang ke 59 Tahun dipusatkan Kantor Klasis Kerom di jalan Pabrik Arso minggu,13 Februari 2022 kemarin.
Hut GIDI yang ke 59 Tahun itu melibatkan 22 Jemaat 4 gembala daerah Arso Timur,Arso tangah,Arso barat,dan Arso selatan menghadiri peringatan HUT GIDI yang digelar dalam bentuk ibadah.
Perayan tepat pada sabtu,12 Februari 2022 namun ibadah perayaan dilakukan mundur pada minggu,13 Februari.
Panitia Perayaan Hut Gereja GIDI Klasis Kerom mengusung Tema sesuai tema Presiden GIDI pusat yaitu penginjilan belum selesai.
Dalam perayaan hut GIDI itu diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya aksi sumbagan untuk penginjilan berupa hasil bumi,dan dana.
Pendeta Misin kogoya,MTh Kepala Sekolah Tinggi Teologia STT GIDI Sentani Papua Dalam khotbahnya mengajak umat Nasrani khususnya Jemaat Gereja GIDI untuk bangkit dan pergi menginjili ke seluruh Dunia. Sesuai dengan perintah Firman Tuhan Yesus terambil dari kisah para rasul pasal 1 ayat 8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
“penginjilan harus mulai dari Keluarga,dan tetangah dan keluar kepada orang lain mengabarkan berita keselamatan kekal melalui Yesus kristus”. Ujar Pendeta Misin Kogoya
Menurutnya Penginjilan sifatnya mendesak,mengapa orang Tua kita setelah menerima injil dari para misionaris pembawa ajaran Nasrani mereka keluar penginjilan ke beberapa daerah hanya dengan megenakan pakaian adat yaitu koteka bagi laki-laki dan Sali bagi perempuan. Karena penginjilan adalah salah satu misi Tuhan Yesus yang mendesak.
Karena itu Pendeta Misin kogoya mengajak setiap orang dari jemaat Gereja GIDI harus memulai penginjilan dari keluarga dan tetangah dan keluar ke orang lain yang belum menerima kabar Injil. Setiap orang yang menjadi jemaat Gereja GIDI harus dipastikan memiliki pengarapan dan keselamatan kekal. Selain itu pendeta misin kogoya berharap setiap keluarga harus bagun keluarga yang takut Tuhan dengan cara sediakan mimbar dalam keluarga,artinya dalam keluarga harus ada ibadah keluarga. Bagun keluarga yang memiĺiki karekter kristus yang bahagia,tentram,dan rukun.
Usai khotbah Pendeta Misin kogoya membacakan sejarah singkat masuknya ajaran Nasrani di daerah Papua khususnya misi penyebar ajaran Nasrani dari UFM,dan RBMU dari Amerika dan Ausralia mendatangi Papua. Pertama datang tinggal di Yoka tahun 1952 usai perang dunia kedua.
kemudian berjalan ke genyem dan dari genyem kembali ke Yoka selanjutnya ke senggi dari senggi naik ke wamena menggunakan pesawat perintis tibah di itigima didampingi orang asli senggi. Dari wamena melanjutkan perjalanan ke wamena barat yaitu ke daerah wolo lanjut ke bokondini dan ke karubaga hingga ke mulia,setelah membuka pelayanan di beberapa tempat itu megelar konferensi pertama di karubaga dan membentuk organisasi gereja mula-mula dengan nama Gereja Injili Di Irian Jaya GIJ pada tahun 1963 Namun seiring dengan perkembagan nama Gereja berubah lagi menjadi Gereja Injili Di Indonesia GIDI sampai sekarang.
“jemaat GIDI sudah ada dimana-mana dari papua sudah menyebar ke berbagai daerah di Nusantara bahkan di luar negeri seperti daerah Pasific,Afrika,Eropa dan Asia”. PintaNya.
Sementara itu ketua klasis Kerom Pendeta Wenda memberikan apresiasi tinggi kepada pendeta misin kogoya,yang telah menyampaikan Firman Tuhan ini sangat mengingatkan kita untuk lakukan perintah Tuhan Yesus. Semoga Pendeta Misin bersama keluargalah diberkati Tuhan Umur pajang.
“kita tidak buat panitia HUT GIDI ke 59 Tahun ini karena rencana awal ibadah gabungan di jayapura tetapi tibah-tibah berubah bahwa ibadah di masing-masing Klasis. Memang waktu mepet tapi puji Tuhan kita bisa gelar ibadah dengan sukses.
Akhir ibadah itu dilakukan aksi sumbagan dari hasil kebun dan dana untuk mendukung penginjilan ke berbagai daerah di seluruh dunia. (dewa)*