JAYAPURA – Dr. Samuel Piter Irab,SKM,MPH secara resmi terpilih sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih (FKM Uncen) setelah mengantongi 10 suara dalam pemilihan Dekan FKM Uncen yang diselenggarakan oleh Senat Akademik FKM Uncen Pada Kamis (30/9), setelah mengalahkan kedua pesaingnya yakni Dekan Petahana FKM Uncen, Dr. Arius Togodly,SPd,MKes mendapat 4 suara dan Dr.Marthapina Anggai,SE,MM,MKes mendapat 3 suara.
Pria yang akrab dengan akronim SPI, tercatat merupakan alumni FKM Uncen angkatan pertama, dan menjadi alumni FKM Uncen pertama pula yang menjabat dekan, sehingga dukungan dan harapan mengembalikan FKM Uncen on the track tentunya menjadi tangungjawab pria asal bumi Tabi ini.
SPI dalam pemaparan visi misinya, terdapat 6 poin krusial yang tentu berkaitan dengan perjalanan kampus FKM Uncen yang saat ini tercatat mengantongi Akreditasi B, tentu bukan perkara gampang bagaimana menjadikan kampus ungu menjadi salah satu fakultas di Uncen yang mengantongi akreditasi A.
Kerja keras, keuletan, bersikap ramah hingga tangungjawab, menjadi nilai tersendiri bagi pria berkacamata ini yang mampu merebut hati 10 anggota senat yang menjatuhkan pilihan, agar SPI menjadi Dekan FKM Uncen.
“Untuk Kampus FKM Uncen ini adalah muka kita bersama, dimana ada muka mahasiswa dan juga muka dosen, jadi tentu ada bagian-bagian yang menjadi penilaian tersendiri dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendibudristek) yakni akreditasi fakultas. Dimana akreditasi fakultas ini menyangkut dosen yang mengajar, mahasiswa yang ada didalam, kemudian penelitian dosen, ini merupakan bagian penting dari FKM,”ungkapnya ketika ditemui di Kampus FKM Uncen, Minggu (03/10).
Dikatakan, waktu Dekan FKM Uncen masih dijabat oleh Profesor AL Rantetampang, kampus FKM Uncen luar biasa, namun mulai meredup ketika tongkat estafet kepemimpinan berganti, mengingat para penggantinya berasal dari luar kampus FKM Uncen.
“Ketika berbicara akreditasi, tentu kita berbicara terkait peningkatan akreditasi, dimana semasa kepemimpinan saya, saya berkomitmen untuk meningkatkan akreditasi B ke akreditasi A pada tahun 2023 mendatang, nah untuk melengkapi penilaian assessor, tentu kita harus mempersiapkan borang fakultas, laboratorium faklutas, laboratorium lapangan, kepangkatan dosen dan menggunakan bahasa kampus dalam hal ini bahasa inggris, nah ini harus kita persiapkan dari sekarang,”katanya.
Menurutnya,kekurangan tersebut sudah menjadi catatan saat FKM mendapat penilaian akreditasi pada tahun 2018 silam.
“Dimana mutlak kita harus punya laboratorium, karena labarotorium menjadi penting, karena mahasiswa harus praktek di laboratorium fakultas ini akan menjadi penilaian tersendiri untuk akreditasi,”katanya.
Dengan kehadiran laboratorium nantinya, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan praktek dari mahasiswa/i menjadi lebih maksimal, sehingga kedepan tidak mengalami kendala ketika ditempatkan di puskesmas maupun rumah sakit.
Menyoal kepangkatan dari dosen, Piter menjelaskan hal ini juga menjadi persoalan, mengingat hingga kini tercatat baru satu orang dosen yang memiliki kepangkatan lektor kepala, padahal hal ini juga salah satu penentu dalam penilaian akreditasi kampus.
“Kita baru punya satu lektor kepala, lainnya masih dibawah lektor kepala, nah ini juga menjadi ukuran buat kita juga, kita tentu mendorong agar teman-teman dosen juga bisa pengusulan untuk kenaikan pangkat, jadi saya harus memberi sebuah terobosan, saya yang datang tahun 2020 (Usai menuntaskan pendidikan S3,red), sudah pengusulan lektor kepala,”jelasnya.
Dirinya menyebutkan dengan rasio dosen yang terbatas, berimbas juga terhadap mahasiswa, mengingat dosen menjadi tidak maksimal dalam mengajar, oleh sebab itu diperlukan formula agar penerimaan mahasiswa nantinya disesuaikan pula dengan keberadaan dosen yang mengajar.
“Dengan kekuatan dosen tetap FKM Uncen sebanyak 38 orang, dengan doktor sebanyak 12 orang, maka kita juga perlu membuka program studi untuk strata satu (S1) dan strata dua (S2). Dimana program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) memiliki 5 peminatan dan satu program studi Magister Kesehatan. (Sehingga) kita coba untuk membuka Program Studi Kesehatan Kerja, Biostatistik dan program studi lainnya, nah ini juga kita berpikir bagaimana penambahan ruangan belajar,”sebutnya.
Pengembangan kurikulum S1 dan S2 baik secara teori maupun praktek juga merupakan bagian penting dari kualitas lulusan FKM Uncen, pengembangan kurikulum yang kurang pula, menyebabkan rendahnya kualitas dosen dalam pengajaran kepada mahasiswa, terutama dalam mengikuti perkembangan IKM yang sangat ini tengah berkembang, agar kurikum S1 dan S2 FKM Uncen tidak ketinggalan.
Salah program prioritas lainnya adalah bagaimana membumikan bahasa inggris menjadi bahasa kampus sebagai bahasa sehari-hari dalam perkuliahan selain bahasa Indonesia.
“Ini bagian dari komitmen kita bagaimana menjadikan kampus FKM Uncen menjadi kampus merdeka, dalam artian merdeka dalam belajar dan mengajar di kampus, nah kehadiran bahasa inggris sebagai bahasa kampus ini juga dalam rangka mempersiapkan dosen dan mahasiswa yang mahir bahasa inggris dalam Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat,”pungkasnya. (Yan)