JAYAPURA.TABLOID PAPUA BARU.COM,- Terkait insiden pembakaran sejumlah rumah warga diseputaran areal bandara Sentani Kabupaten Jayapura yang mengakibatkan Mapolsek kp3 bandara ikut terbakar beberapa waktu lalu. Sementara ini kasus tersebut tengah didalami dan diproses hukum oleh pihak berwajib.
Ondofolo Yanto Eluay disebut sebut sebagai dalang atas insiden tersebut dan tengah diperiksa oleh kepolisian Papua.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari Ketua Lembaga Masyarakat Adat
(LMA) Papua, Lenis Kogoya. Lenis meminta dengan hormat agar kasus yang menimpa Ondofolo Yanto Eluay agar dikembalikan ke adat dan Adat siap bertanggungjawab untuk selesaikan di para-para adat.
“Atas nama adat saya meminta kepada bapak kapolda papua dan jajarannya agar tidak melakukan proses hukum Ondofolo Yanto Eluay. Kembalikan persoalan ini kepada kami adat papua, untuk menyelesaikan di para-para adat,”tegas Lenis Kogoya, kepada media online Tabloid Papua Baru.Com minggu malam (12/9) 2021.
Lenis Pastikan bahwa Adat siap bertanggungjawab atas segala kerugian yang terjadi.
Lebih jauh Lenis menilai kasus tersebut adalah murni kesala pahaman antara Ondofolo dan masyarakat adatnya. Oleh sebab itu masalah ini harus diselesaikan dulu diatas para-para adat.
Dijelaskan, jika dilihat dari kronologisnya tujuan pemerintah itu baik dan tujuan ondofolo juga baik untuk kepentingan umum mensukseskan PON XX di Papua.
Sehingga dibenarkan bahwa ondofolo Yanto Eluay melaksanakan perintah pemerintah untuk kepentingan umum, disisi lain seorang Ondofolo adalah orang yang secara struktur adat sangat sacral dihargai bahkan keputusan yang diambil itu semata-mata untuk menjaga marwah dan harga diri seorang pimpinan adat turun temurun.
Lenis berharap pimpinan daerah Kabupaten Jayapura bapak bupati agar jangan tinggal diam, segera kordinasi kepihak adat untuk mencari solusi penyelesaiannya. “pemerintah punya kewajiban juga bertanggungjawab ganti rugi segala harta benda yang rusak, karena kasus ini bermula dari perintah bupati untuk membuat panggung atau stan di areal makam Theis dalam rangka mensukseskan PON XX Papua pada oktober mendatang.
Menurut Lenis, dari insiden itu hendaknya kita mengambil himahnya dan menjadi pelajaran berharga bagi Pemerintah, Adat dan masyarakat untuk terus berkordinasi dan komunikasi dengan baik, sehingga kedepan insiden serupa tidak terjadi lagi.
“kalau kita lihat sisi baiknya dulu, yang mana tujuan bapak bupati Jayapura untuk meminta ijin guna pakai lapangan makam Theis H. Eluay untuk mendirikan panggung dan stand atau pondok-pondok jualan dalam rangka mendukung pelaksanaan PON XX Papua Tahun 2021 dalam acara Gebyar PON XX di Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura, menurut saya itu hal positif,”terang Lenis.
Disisi lain kata Lenis Kogoya, pikiran Ondofolo juga baik, mendukung pemerintah untuk sesuatu yang positif bagi kepentingan umum. Berikutnya adalah kepentingan masyarakat adat jangan diabaikan.
“ Ondoafi, Ondofolo, kepala-kepala suku harus dihargai, dihormati, dilibatkan dalam kepentingan agenda Negara yaitu PON XX Papua, kemudian masyarakat adat pemilik hak ulayat yang mendiami kampung dusun dan hutan harus dilibatkan, jangan mereka nantinya jadi penonton disaat PON berlangsung,”beber Lenis mengingatkan.
Lebih jauh Lenis yang juga Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) ini mengatakan bahwa dirinya dalam pekan depan akan turun ke Papua yaitu di Kabupaten Jayapura untuk melakukan mediasi agar proses masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik.”harapnya.(Redaksi)**