JAYAPURA.tabloidpapuabaru.com,- WWF Indonesia memperluas kerja samanya dengan Sanggar Seni Robong Holo untuk menggalakkan kampanye aksi iklim berkeadilan melalui seni dan pelestarian sagu. Kolaborasi ini dimulai secara resmi sejak Juli hingga Desember 2024, sebagai bagian dari proyek Voices for Just Climate Action (VCA) yang bertujuan menciptakan “champion” atau kader iklim lokal pada 2025.
Kerja sama ini bukanlah yang pertama bagi WWF dan Sanggar Seni Robong Holo. WWF mengakui peran penting sanggar tersebut dalam menggerakkan kampanye aksi iklim melalui seni pertunjukan, yang dinilai sangat efektif. Selain itu, Sanggar Seni Robong Holo juga terlibat dalam upaya pelestarian sagu di Kampung Sereh, Kabupaten Jayapura, di tengah ancaman berkurangnya lahan sagu.
Project Leader Program VCA-Papua. Zaani Inaury, mengatakan WWF mencatat bahwa keberadaan dusun sagu di tengah kota seperti Kampung Sereh menjadi contoh penting dalam menjaga ekosistem lokal, di mana upaya ini sejalan dengan program restorasi WWF. Proyek ini juga diharapkan dapat melahirkan para kader iklim yang mampu mendukung program pemerintah daerah dalam menghadapi dampak perubahan iklim, khususnya adaptasi dan mitigasi.
“Selain Sanggar Seni Robong Holo, WWF juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain, termasuk Indonesian Art Movement (IAM) yang mendukung pembuatan film dokumenter singkat terkait aksi iklim. Terdapat total 11 lembaga yang terlibat dalam proyek ini, dengan fokus pada kampanye dan aksi nyata di berbagai wilayah, termasuk di Kampung Sawesuma, Distrik Unurumguay, dan Papua Barat,” kata Inaury, usai lakukan pertemuan bersama Pengurus Sanggar Seni Budaya Robongholo, di Kantor WWF Papua. Kamis (3/10/2024)
Ia, juga menambahkan, Melalui kolaborasi ini, WWF berharap semakin banyak pihak yang terlibat dalam pelestarian lingkungan dan aksi iklim, khususnya di wilayah Papua. “Semakin banyak orang berkolaborasi, pasti kita akan melakukan hal-hal positif dan berguna untuk tanah ini,” ujar perwakilan WWF.
Proyek ini menjadi langkah awal dalam upaya jangka panjang WWF dan mitranya untuk melestarikan sagu serta menjaga ekosistem alam di daerah sekitar Pegunungan Cyclops, yang juga menjadi bagian penting dari upaya perlindungan lingkungan di Papua. tutupnya. (DanTop)