Oleh : Umi Muri, S. Pd, Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan UNCEN 2021
Menurut Nadiem Makarim, merdeka belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan agar siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. Hal ini dilakukan pada siswa dan mahasiswa bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa. Khususnya siswa di sekolah menengah atas dapat memilih pelajaran yang diminati ataupun yang disukai tanpa adanya tekanan dari orang tua ataupun terpaksa memilih mata pelajaran sesuai dengan jurusan yang dipilihnya sendiri. Merdeka belajar memberikan keleluasaan bagi siswa dalam mengambil mata pelajaran yang disukai sesuai dengan minat dan bakatnya.
Kurikulum merdeka belajar juga memberikan tiga keunggulan mendasar bagi guru, siswa dan sekolah. Pertama materi yang diajarkan lebih sederhana dan mendalam, esensial serta pengembangan kompetensi peserta didik sesuai fasenya. Materi yang diajarkan menggunakan bahasa yang sderhana dan dapat dipahami oleh peserta didik, mengimpementasikan materi ajar sesuai dengan kondisi lingkungan di masa sekolah atau siswa berada. Para guru juga memilki kesempatan untuk mendalami materi pelajaran dan tidak terburu – buru untuk pindah ke materi berikutnya. Guru tidak lagi memberikan materi yang singkat, padat dan jelas karena mengejar sisa materi yang belum terselesaikan dalam satu semester tahun ajaran.
Kedua, dalam kurikulum merdeka belajar, tidak ada peminatan atau jurusan pada sekolah menengah atas ( SMA ). Peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya dalam dua tahun masa SMA. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran apa saja yang di kelas X ( sepuluh ) dan XI ( sebelas ) tanpa ada pembagian jurusan di kedua tingkatan kelas tersebut. Memberikan keleluasaan bagi guru dalam mengajar sesuai tahapan pencapaian dan perkembangan peserta didik. Guru menyesuaikan tahapan pemahaman dan perkembangan peserta didik dalam pembelajaran. Sekolah diberikan kewenagan dalam mengembangkan dan mengelolah kurikulum sesuai dengan karakteristik sekolah. Sekolah mempunyai kewenangan penuh dalam menyusun kurikulum dengan melihat pada keunikan atau ciri khas dari sekolah tersebut.
Ketiga, dalam pengembangan kurikulum merdeka belajar lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan berbasis proyek di dalam kelas. Peserta didik akan mendapat ketrampilan yang dibutuhkan saat lulus sekolah. Peserta didik dapat mengapresiasikan pembelajaran dengan berkerjasama atau berkolaborasi dengan teman sekelas untuk menghasilkan suatu materi pelajaran. Dengan pembelajaran berbasis pengalaman, peserta didik dapat lebih mudah memahami suatu konsep pelajaran. Pengalaman yang didapati membuat para peserta didik mampu mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya ke masa depan. Selain untuk kemampuan juga bermanfaat untuk pendidikan karakter peserta didik. Karakter peserta didik akan dibangu dengan proyek – proyek bersama teman – teman dan guru. Proyek yang dapat dilakukan adalah proyek lingkungan, kebinekaan untuk membangun rasa toleransi, kesehatan untuk mengerti dampak kesehatan, literasi digital lainnya.
Kurikulum merdeka belajar telah diluncurkan, namaun sekolah tidak dipaksakan untuk segera mengaplisikasikan dalam proses KBM. Sekolah yang merasa belum siap berubah boleh tetap menggunakan Kurikulum 2013. Sekolah juga diperbolehkan memilih kurikulum darurat bila belum berani melakukan perubahan pembelajaran secara menyeluruh. Kurikulum merdeka balajar bagi guru memberikan keleluasaan untuk berkreasi dalam mengajar, cukup efktif membnatu memetakan kebutuhan siswa, menyusun metode dan strategi pembelajaran sesuai minat dan bakat peserta didik.
Kurikulum merdeka belajar diterapkan pada semua jenjang pendidikan baik dari tingkat PAUD, SD / MI , SMP / MTs , SMA / MA maupun SLB di seluruh Indonesia. Kurikulum merdeka belajar memberikan nuansa baru bagi peserta didik, para guru dan sekolah dalam pendidikan di Indonesia. **