JAYAPURA.PAPUA BARU.COM,- Gebyar Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021 mempromosikan keberagaman Papua ke seluruh penjuru Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gebyar yang dilaksanakan di seluruh cluster penyelenggaraan PON XX ini mendapat sambutan hanya tak hanya dari masyarakat Papua, tetapi juga masyarakat Indonesia.
Ketua Panitia Gebyar PB PON Papua, Otniel Deda,Amd.IP mengungkapkan pagelaran gebyar menjadi media informasi yang berkaitan dengan mengekspos kesiapan dari tumah rumah PON Papua.
”Jadi lewat gebyar ini, kita coba untuk menyampaikan kepada masyarakat Indonesia bahwa kita menunjukan potensi yang dimiliki oleh Provinsi Papua, jadi bukan saja tentang kesiapan tuan rumah, tetapi juga beragam potensi baik wisata, kuliner, kerajinan tangan yang menjadi warisan leluhur budaya yang terus harus diberi penghargaan dan dikasih ruang untuk mereka, dimana harus ada wadah, ada tempat untuk mereka menjual hasil karyanya,”ungkapnya kepada Papuabaru.com di ruang kerjanya, Selasa (12/10).
Dikatakan, potensi budaya yang ada dibentuk dalam sebuah karya cita dimana dalam bentuk lagu, music, kuliner, kerajinan tangan yang memiliki nilai yang mahal, karena potensi tersebut hadir dari sebuah sejarah dan melekat dengan budaya.
“Ini menghasilkan seni yang luar biasa dan disitu merupakan jati diri dari orang Papua, adat dan budaya, suku serta marga kan melekat disitu. Nah yang unik ini yang kita ekspos melalui gebyar dan PON ini kan kita sudah melihat munculnya potensi kearifan lokal dan harus ditampung dalam sebuah wadah,”katanya.
Menurut pria yang akrab dengan akronim ODE ini, selain dikemas dalam sebuah wadah, harus juga menghadirkan konsep pemberdayaan, sosialisasi,publikasi, penerapan. Dimana ada nilai jual dan nilai beli.
“Ada rasa cinta terhadap kearifan lokal, harus tumbuh dari masyarakat sendiri dan juga pimpinan daerah serta forkompimda, kenapa karena rasa cinta terhadap produk lokal itu penting, (sehingga) potensi yang kita punya ini bisa dibantu oleh pemerintah, swasta dan didorong oleh masyarakat itu sendiri,”imbuhnya.
Dengan demikian, ujar ODE, melalui produk yang ditawarkan menghasilkan nilai jual dan saling menguntungkan serta berkelanjutan dan tidak pernah putus, sehingga perekonomian tetap berjalan.”Nah ini yang dimaksud dengan sukses ekonomi yang berdampak kepada masyarakat, (sehingga) disini perlu ada wadah dan konsep, strategi yang perlu dirancang oleh forum khusus untuk menjual, mengekspos produk lokal dan dikemas dengan konten menarik yang baik, bagus dan dapat diterima dan perlu untuk dilakukan pembinaan, tidak keluar dari budaya kebiasaan atau budaya yang ada,”ujarnya.
Lanjut ODE, dengan kerangka dan konsep yang disiapkan oleh Pengurus Besar PON, dimana model perencanaan memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga pihaknya mengharapkan nantinya ada kolaborasi bersama dengan pelaksanaan Peparnas.
“Kita berharap ada kolaborasi artinya apa yang sudah dibuat oleh PB PON, yang mungkin kurang dievaluasi, ditingkatkan dan dimantapkan lagi, (sehingga) apa yang menjadi motto sukses ekonomi dari kehadiran PON dan Peparnas itu betul-betul berdampak dan nyata serta dirasakan dan sukses tuan rumah itu sudah pasti,”lanjutnya.
Meski begitu, ODE tidak memungkiri bahwa dalam penyelenggaraan PON di bumi cenderawasih masih ada kekurangan yang harus diperbaiki.”Betul kondisi penginapan dan konsumsi ini yang menjadi evaluasi, (sehingga) kedepan lebih baik lagi dan juga bagaimana kita mempersiapkan UMKM yang terbatas ini, perlu dibuka ruang untuk UMKM yang lebih lagi dengan melihat keterwakilan dari wilayah adat dan teman-teman dari luar Papua,”bebernya.
Pihaknya meyakini gebyar menjadi wadah untuk menunjukan kepada seluruh Indonesia bahwa Papua itu kaya akan alam dan budaya, pihaknya mengharapkan melalui PON juga diharapkan menjadi momentum untuk mempersatukan anak bangsa. (John Karma/Yan)