JAYAPURA. PapuaBaru.Com,- Pelantikan terhadap 14 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua (DPRP) dari jalur otsus, dipastikan akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Meski demikian, keluarga besar dari salah satu 14 anggota DPRP tersebut, yaitu keluarga Ohee meminta kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk segera mempertimbangkan dan membatalkan pelantikan terhadap orang tua terkasih, Ramses Ohee, dikarenakan alasan kesehatan dan faktor usia yang kini telah memasuki 91 tahun.
Hal itu disampaikan langsung oleh Max Ohee selaku anak kandung dari Ramses Ohee melalui selulernya, Selasa (13/4).
Kata dia, selaku anak tertua di dalam keluarga besar Ohee, dirinya dipercayakan untuk menjaga dan mengayomi keluarga, serta menjalankan tugas-tugas bapak terkasih, Ramses Ohee di dalam keluarga. Dan juga dalam struktur adat, karena beliau (Bapak Ramses Ohee, red) telah memasuki usia senja.
“Secara tegas dan resmi, saya meminta kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk segera mempertimbangkan dan membatalkan proses pelantikan orang tua tercinta kami sebagai anggota DPRP dari jalur otsus, dikarenakan alasan kesehatan dan faktor usia,” terang Max tegas.
Untuk itu, lanjutnya, dengan kapasitas yang ada, yaitu kepercayaan dari orang tua untuk menjaga semua anggota keluarga dan juga orang tua terkasih, bapak Ramses Ohee. Maka sebagai anak tertua, dirinya telah bermufakat bersama keluarga besar. Dan keluarga meminta kepada pemerintah agar proses pelantikan terhadap bapak Ramses Ohee dibatalkan.
“Dari penyampaian saya melalui media ini, tolong disampaikan juga ke pemerintah bahwa kalau negara mau kase bapak sesuatu sebagai bentuk penghargaan atau apresiasi, jangan lewat pelantikan ini. Kase apalah buat kami, keluarga terima, asal jangan melalui pelantikan ini,” beber Max mengulangi pesan dari keluarganya.
Lebih jauh diungkapkan, pelantikan terhadap orang tua terkasih, bapak Ramses Ohee, jangan dilakukan karena akan membuat nama besar keluarga malu. Oleh sebab itu, pihaknya meminta lagi agar pemerintah mempertimbangkan tentang apa yang dirinya sampaikan mewakili keluarga atau suku besar Ohee.
“Kami paham betul bahwa ada orang-orang tertentu yang sengaja mendorong beliau untuk duduk di situ, tanpa mempertimbangkan kondisi kesehatan dan usia dari pada orang tua tercinta kami. Sehingga kami ambil keputusan untuk harus segera dibatalkan, dan sampai hari ini bapak juga sudah pahami itu. Semua sudah tahu kondisi bapak, maka kami minta agar sebaiknya tidak dipaksakan untuk dilantik,” jelas Max berharap.
Terkait nama orang tua terkasih, Ramses Ohee, ujar dia mengutip penyampaiannya pada Group WhatsApp PPA, dirinya meminta tanggapan dri bapak ibu serta saudara saudari, tentang pelantikan sebagai anggota DPRP dari jalur otsus.
“Apakah layak seorang pria renta yang sudah berusia 91 tahun direkomendasikan duduk di kursi parlemen, dengan tegas kami menolak. Ini sesuatu yang menggelikan di mata publik, dan juga kami anak-anak cucu dari bapak Ramses Ohee,” bilang Max.
Sambung dia, atas nama masyarakat adat kampung Waena dan keluarga, dirinya memohon kepada pemerintah untuk mempertimbangkan hal tersebut dengan baik.
“Jangan jadi bahan tertawaan publik terhadap kami keluarga, tapi juga bagi konstitusi negara yang mengakomodir orang tua terkasih kami untuk dilantik. Perlu diketahui bahwa saya yang anak kandungnya saja, sudah susah kalau mau jumpa. Beliau sudah tidak bisa bangun dari tempat tidurnya, dan ini kondisi terkini dari beliau,” ucap Max menjelaskan.
Kepada pemerintah, tambahnya, baik menteri dalam negeri (Mendagri), gubernur, sekda dan semuanya, mempertimbangkan apa yang disampaikan oleh keluarga besar bapak Ramses Ohee.
“Mari kita semua pertimbangkan dengan masukkan yang disampaikan oleh keluarga besar Ohee. Batalkan pelantikan beliau dan diganti dengan salah satu orang dari wilayah adat Tabi, yang dinilai mampu memikul tanggung jawab ini. Ataukah perlu ada aksi demo terhadap pemerintah terkait hal ini,” tutup Max.(Zes/Andi)