Pantun Wamen Agama RI : “Makan Pisang dari Tembagapura, Buah Tomat manis rasanya “saya senang datang di Jayapura sudah indah kotanya Damai warganya”
JAYAPURA.tabloidpapuabaru.com,- Torehan Sejarah kembali tercatat dilembaran pemerintahan Kota Jayapura Provinsi Papua. Bertepatan dengan momentum hari bersejarah HUT Kota Jayapura ke 113 tahun, 7 Maret 2023, Wakil Menteri Agama RI Zainud Tauhid Sa’adi meresmikan Tugu segi tiga emas Harmony Award Jayapura. Tugu tersebut terletak disamping kantor Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.
Peresmian Tugu Harmony Award tersebut disaksikan oleh Penjabat Walikota Jayapura, dan seluruh forkompimda Kota Jayapura, tokoh adat, tokoh agama, pemuda, perempuan dan paguyuban se kota Jayapura.
Dimoment peresmian tersebut, Wakil Menteri Agama RI, Zainud Tauhid Sa’adi menyampaikan bahwa pembangunan tugu tersebut sebagai simbol monumental umat beragama di Kota Jayapura.
“ tugu Harmony Award ini merupakan anugerah Tuhan yang diletakkan di pundak masyarakat dan pemerintah Kota Jayapura. Dimana telah mampu membangun kolaborasi yang sinergi guna saling menyempurnakan dalam satu hati membangun Kota Jayapura menuju kota beriman dan modern,”terangnya.
Untuk itu kata Wamen Agama RI bahwa, semangat kerukunan umat beragama terus ditingkatkan bersama-sama masyarakat dan terus komitmen mendukung kinerja pemerintahan membangun Kota Jayapura untuk kemuliaan Tuhan.
“jadi komitmen tersebut bukan saja sebagai pemanis bibir, tetapi benar-benar dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata dengan merawat pembangunan di negeri berjuluk “Port Numbay” itu secara kondusif dan tertib. Sehingga kami mempunyai ruang yang sama untuk berinovasi bagi perubahan pembangunan ke arah masyarakat kota yang damai dan sejahtera,” ujarnya.
Disebutkan Kota Jayapura telah memperoleh penghargaan Harmoni Award dari Kementerian Agama (Kemenag) RI pada 3 Januari 2021. Maka Menteri Agama memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Kota Jayapura yang telah menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan umat dan masyarakat di daerah ini. Sehingga dapat memberikan ruang komunikasi antara para tokoh agama, pendidikan, adat dan tokoh perempuan.
“Kota Jayapura sebagai kota beriman dan modern adalah sebuah investasi berharga dan paling mahal yang patut disyukuri,” ungkapnya panjang lebar.
Wamen Agama mengimbau seluruh masyarakat di Indonesia agar bisa mencontoh apa yang telah dilakukan Pemerintah Kota Jayapura, sebab tugu Harmoni Award itu harus menjadi filter berbagai dampak negatif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
” dijadikan sebagai sarana untuk menangkap peluang usaha, membangun literasi spiritual dan literasi pendidikan melalui media sosial dalam menginformasikan hasil pembangunan setiap daerah,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Jayapura Drs. Frans Pekey mengatakan, Tugu Harmoni Award tersebut merupakan wujud nyata dari simbol kerukunan antar umat beragama. Sehingga akan menjadi komitmen nyata dan tidak hanya sebagai simbol tugu semata.
Kita yakini bahwa dengan adanya tugu Harmony ini, akan mengingatkan kita untuk terus berbuat baik, hidup rukun satu dengan yang lainnya.
“sebagaimana semua agama mewartakan tentang kebaikan , kedamaian, suka cita dan juga keadilan,” Ujarnya.
Lebih jauh pejabat walikota mengatakan bahwa, kehidupan Tolerasnis umat beragama di Tanah Papua sudah terjadi sejak awal pekabaran injil di Tanah Papua.
“kalau kita menengok sejarah, ketika dua penginjil yang datang di Mansinam, mereka datang dan diantar oleh kesultanan Tidore yang adalah seorang islam. Kemudian juga tadi kita dengar sejarah lahirnya kota Jayapura ketika kapten infrantri Saiken tiba mendarat di pulau Metu Debi Teluk Youtefa, juga diantarkan oleh kesultanan Tidore. Jadi Hubungan antara islam dan Kristen ini sudah ada sejak dulu,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kerukunan/ Toleransi umat beragama yang ada di kota Jayapura atau yang ada di Tanah Papua bukan muncuk tiba-tiba atau baru hadir saat ini. Tetapi ada perjalanan sejarah dan kemudian itu diwarisi nilai-nilai kerukunan itu, dari generasi ke generasi sampai ke kita pada saat ini. Nah oleh karena itulah Susana kerukunan umat beragama di kota Jayapura ini sebagai barometer peradaban di Tanah Papua , ketika kota Jayapura aman, damai, Harmonis maka itu akan berpengaruh ke daerah-daerah lain di Tanah Papua.”Jelas Pekey.
Usai peresmian juga dilakukan Deklarasi Damai Umat beragama bersama pemerintah, tokoh lintas agama, pemuda lintas agama, dan Aparatur Sipil Negara di Kota Jayapura.
Adapun 5 poin Deklarasi yang ditandatangani oleh berbagai pihak, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat juga tokoh adat, yakni:
1. Memperkuat komitmen kebangsaan untuk merawat kebhinekaan yang menjadi anugerah terbesar bangsa Indonesia.
2. Mengukuhkan gerakan moderasi beragama untuk seluruh umat beragama, guna mewujudkan kehidupan sosial yang rukun dan harmoni.
3. Menghindari segala bentuk ujaran kebencian, berita bohong dan tindakan yang mengakibatkan pembelahan sosial akibat polarisasi politik.
4. Berkomitmen untuk tidak menggunakan rumah ibadah sebagai tempat kampanye atau aktivitas politik praktis, sebagaimana larangan yang tertuang dalam undang-undang pemilu dan
5. Menolak segala aktivitas paham radikalisme dan kekerasan di Kota Jayapura. (mozes baab) ***