JAYAPURA.PAPUA BARU.COM,- Ketua BP Am Sinode GKI Di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu,MTh mengungkapkan bahwa dengan pelaksanaan pembangunan gedung dan peresmian Graha Sara Sinode GKI di tanah Papua merupakan bagian dari komitmen pihaknya dalam membawa GKI menuju gereja yang mandiri, dewasa dan missioner.
“Kantor kita yang sekarang sudah tidak efisien dan efektif untuk menampung departemen dan unit kerja, yang ada unitk erja kami di luar mereka sewa, untuk beberapa bagian, terkadang secara manajemen oke, tetapi secara administrasi tidak berjalan dengan baik, (sehingga) tidak cukup baik untuk pengorganisasian, mamanage, menata, sehingga fungsi tugas tidak berjalan juga,”ungkapnya saat memberikan sambutan pada peletakan Batu Pembangunan Kantor Sinode dan Peresmian Graha SARA GKI di Tanah Papua di Argapura, Kota Jayapura, Senin (25/10).
Mofu menuturkan bahwa, berbicara tentang kemandirian, maka harus mandiri di segala aspek.
”Kita hari ini terbebani dengan luas pelayanan, petugas kita yang hari ini sudah digaji secara sentral. Gereja sudah harus berpikir bagaimana tentang kepentingan bisnis dalam menopang pelayanan gereja kedepan, konsep ini sudah menjawab apa yang kita pikirkan dari tempat ini. Atas nama pimpinan sinode dan jemaat GKI di Tanah Papua, berterima kasih untuk perhatian dan dukungan Gubernur Papua Bara, untuk pembangunan Graha Sara yang telah diberikan untuk menopang pekerjaan pelayanan tingkat sinode,”tuturnya.
Menurutnya, GKI memasuki usia 65 tahun, dimana semua yang hadir pada kesempatan itu menjadi saksi dari karya dan campur tangan Tuhan yang memimpin dan menolong GKI di tanah Papua dalam melewati masa tantangan, permasalahan, kesulitan untuk mengembangkan misi memberitakan injil di perkotaan, pulau-pulau sampai pelosok.
“Sebagaimana refleksi firman Tuhan yang tadi kita dengar, sejak pekerjaan zending dilaksanakan 101 tahun, kemudian dengan GKI di tanah Papua, jadi kalau mau hitung sejarah GKI tidak hanya sebatas 1956, tetapi harus kita lihat 101 tahun perjalanan gereja, karena itu saya katakana GKI dalam kedewasaan dan kemandirian, menjadi gereja yang sangat teruji, keberadaannya telah melewati fase yang sulit sampai hari ini,”imbuhnya.
Mofu juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Papua, Gubernur Papua Barat, bupati/wali kota se tanah Papua, pimpinan MRP Papua/MRP PB, pimpinan DPRD kabupaten/kota se tanah Papua yang telah hadir dan juga memberikan dukungan baik dalam bentuk dana maupun material yang menopang pembangunan gedung Sinode GKI di tanah Papua.
Senada dengan itu, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt Gomar Gultom, MTh mengungkapkan bahwa 65 tahun GKI di tanah Papua, menuju kemandirian dan kedewasaan, pihaknya menyampaikan selamat atas peletakan batu pertama pembangunan kantor Sinode dan peresmian Graha Sara.
“Biarlah pekerjaan pembangunan ini berjalan dengan baik, dan berkat Tuhan tersalur melalui GKI di tanah Papua, pembentukan nama yang sulit, ada ungkapan kolektif dari insan GKI di tanah Papua bahwa pembangunan gedung ini didasarkan atas kesetiaan kepada injil, yang telah pertama baptisan kudus kepada sara dan putrinya, tetapi yang kedua juga adalah simbolisasi dari keberpihakan GKI terhadap perempuan dan juga kepada semua pihak yang selama ini terpinggirkan di tengah-tengah masyarakat kita,”ungkapnya.
Menurutnya pembangunan kantor sinode yang baru, merupakan konsekuensi logis dari peningkatan dan perluasan pelayanan GKI di tanah Papua.
”Hal ini menjadi kebutuhan yang mendesak, mengingat tanggungjawab GKI dan gereja-gereja dengan segala problematika tanah Papua yang dari waktu ke waktu makin kompleks,”imbuh Gultom.
Sementara itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe,SIP,MH dalam sambutan yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Papua Bidang SDM dan Kemasyarakatan Elsye P. Rumbekwan,SPi,MSi menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Papua Barat beserta jajaran yang sudah menolong GKI di tanah Papua, mengingat GKI merupakan anak sulung tanah Papua.
“Kita patut bersyukur dan berterima kasih, dimana perkembangan pekabaran injil telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan peradaban di tanah ini, khususnya dalam pembentukan spiritual, moral dan etika di Papua. Besok (hari ini,red) kita akan merayakan ulang tahun GKI di tanah Papua yang ke 65, kalau kita membaca sejarah berdirinya GKI, saya pribadi berpikir bahwa Tuhan Yesus mengasihi orang Papua, dengan segala kesederhanaan pada masa itu,”ujarnya.
Gubernur mengajak warga GKI di tanah Papua untuk merefleksikan kembali di usia ke 65 tahun, jemaat Tuhan harus terus bertumbuh dan menjadi gereja yang visioner.
Senada dengan itu, Gubernur Papua Barat,Drs. Dominggus Mandacan,MSi menuturkan bahwa pihaknya bekerja dan mengabdi di Papua, juga untuk menopang pekerjaan Tuhan di tanah Papua, dimana Sinode GKI selama ini telah menopang pihaknya dalam doa.
“Injil diberitakan Yerusalem, Yudea hingga ke ujung bumi yaitu Mansinam pada 5 Februari 1855, hamba Tuhan Ottow dan Geisler dengan doa suluh menginjakan kaki di Mansinam. Tanah ini sudah diberkati dan kita semua sudah diberkati, kita menjadi berkat melalui tugas dan tanggungjawab yang sudah diberikan oleh Tuhan,”tuturnya.
Pada kesempatan itu, Mandacan mengharapkan agar Sinode GKI di tanah Papua tetap menjadi satu, meskipun pemerintahan di tanah Papua ada dua pemerintahan provinsi.
”Di tanah Papua, ada pemerintahan dua provinsi, tetapi kami harapkan sinode GKI tetap satu, dua untuk satu, satu untuk dua,”jelasnya.
Mandacan mendorong kantor baru sinode GKI bisa dibangun dengan baik dan bisa selesai tepat waktu, demi kemuliaan dan hormat bagi Tuhan dan menjadi berkat bagi seluruh warga GKI.
“Pembangunan kantor ini menjadi tanggungjawab kita bersama, kita akan memberikan dukungan bagi pembangunan kantor ini, seperti dukungan juga yang kami berikan kepada tiga kantor setingkat sinode di Papua Barat (Sinode GPI Papua di Fakfak, Sinode Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci, Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) di Tanah Papua), dalam waktu dekat kita juga lakukan peresmian kantor sinode,”bebernya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan dan Persemian Gedung Graha Sara, Pdt. Willem F. Itar menjelaskan pembangunan Gedung Graha Sara GKI di Tanah Papua Kantor Sinode menghabiskan anggaran sebesar Rp24,5 miliar.
“Pembangunan fisik memnghabiskan kurang lebih 22 miliar sementara untuk perlengkapan didalam gedung menghabiskan anggaran Rp 2,5 miliar, kapasitas gedung Graha Sara ini dapat menampung 500 orang,”pungkasnya.(Ist/John Karma/John Mampokem/Yan)