JAYAPURA.PAPUA BARU.COM,- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memuji para lulusan Ikatan Alumni Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang berada di Provinsi Papua.
Hal ini disampaikan oleh orang nomor satu di Pemprov Jabar dalam pertemuan dengan Direktur IPDN Kampus Papua dan Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Provinsi Papua.
Ridwan Kamil mengaku tidak kaget ketika beberapa jabatan penting di Provinsi Papua, termasuk Wali Kota Jayapura yang dijabat oleh Alumni APDN/IPDN.
“Negara maju itu ditentukan oleh infrastruktur, ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM) serta birokrasi dan reformasi itu ada di APDN/IPDN, dan dijaman saya (Gubernur Jawa Barat,red) dari 2 Kepala Dinas, saya naikan menjadi 23 Kepala Dinas,”ungkapnya usai pertemuan bersama Direktur IPDN Kampus Papua dan Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Provinsi Papua di Kampus IPDN Papua, Jumat (15/10).
Ridwan Kami mengajak Direktur IPDN Kampus Papua, Wali Kota Jayapura, para alumni IPDN untuk selalu bekerja dengan niat yang baik, karena bekerja dengan niat yang baik itu merupakan ibadah.”Kalau pemimpin itu dibully, itu sudah sunnatullah, hukum langit, kepada anda-anda yang mau jadi pemimpin, harus siap, kenapa karena pemimpin itu dipanggung, antara mendapat tepuk tangan dan dibully itu resiko, jadi niatkan ibadah. Ingat dalam kepemimpinan itu sementara, waktu cuma lima tahun, ada awalan, ada akhiran, jangan di sia-siakan,”bebernya.
Menurutnya, lima tahun menjabat itu sangat singkat, jadi harus mampu amanah dalam jabatan yang diberikan.”Saya titip ke Pak Wali, kalau level kota yang diingat warga itu yang dilihat warga, itu hasil kajiannya, kita boleh reformasi birokrasi, kalau kota tidak dilihat sama saja, khususnya di Jawa, kalau trotoarnya bagus, banjir tidak ada, kemacetan bisa ditangani, makanya waktu saya wali kota, saya membangun banyak sekali, makanya sampai hari ini diingat warga,”imbuh Ridwan Kamil.
Dikatakan, prinsip kepemimpinan selanjutnya spiritual, dimana manusia yang paling mulia adalah manusia yang bermanfaat bagi masyarakat, dirinya mencontohkan seorang Ketua RT bisa lebih mulai dari seorang gubernur, ketika kepemimpinan yang ada itu terasa.”Makanya tiap hari saya selalu mengarungi waktu, hari ini saya harus ambil keputusan apa, saya harus membina atlet, saya harus memberi semangat ke mereka, waktu saya delay pesawat di Merauke, saya diajak nonton ke venue, saya tanya cabor apa yang bertanding, disampaikan Jabar lawan DKI, saya datang atlet kita ketinggalan, saya semangatin mereka, jadi mereka tahu gubernurnya ada, nah kita bisa samakan kedudukan 1-1, akhir cerita kita menang, nah mereka pada nangis karena pertama kali Emas Polo Air Putra dalam 50 tahun, kehadiran pemimpin itu tidak bisa tergantikan,”katanya.
Dirinya menyebutkan kalau mau menjadi pemimpin ada tiga yang harus dipahami yang, apakah gestur lisan itu membuat aman dan nyaman.”Makanya saya coba selalu santun, (sehingga) kehadirannya dirindukan, kedua harus membawa perubahan, harus ada kemajuan,”sebutnya.
Dirinya menyakini bahwa teknologi bisa melompatkan reformasi birokrasi, maka saat menjabat sebagai gubernur, dirinya putuskan membuat program Digital West Jawa, mengubah semua aspek kehidupan dengan digital.
“Kita ini sekarang distrupsi, distrupsi itu ditikung, kita ditikung oleh COVID dan berantakan karena kita tidak siap, kedua oleh 4.0, itu sederhana yang sifatnya rutin itu akan hilang, yang sifatnya dinamis akan lestari, maka saya ukur jadi pekerjaan-pekerjaan PNS yang rumit di Jawa Barat sekarang sudah tergantikan oleh teknologi, nah yang tergantikan saya geser kerjanya menjadi kerja dinamis, makanya di Jawa Barat itu semua orang tidak hanya senang di structural, tetapi juga di fungsional, karena saya kasih pendapatan sama,”bebernya.
RK membeberkan Jabar terbaik dalam penilaian KASN terkait penerapan merit sistem bagi ASN, bahkan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat.”Kami menjadi salah satu provinsi yang tidak pakai lelang jabatan, kenapa ada lelang, lelang itu terjadi karena ketidakpercayaan pada system kariernya, nah kami rubah dengan teknologi, jadi kita di Jabar dinilai oleh tiga pihak, saya sebagai user, kolega sesama esalon dan bawahan, jadi setiap minggu dan bulan, saya punya daftar mana yang leadershipnya bagus, yang jaga integritas,”pungkasnya. (Yan)