SENTANI.TABLOID PAPUA BARU.COM,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapua mengganti penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level Mikro dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Penerapan PPKM Level 4 ini hingga 31 Agustus 2021.
Untuk itu, Pengamat Masalah Sosial dan Kesehatan Provinsi Papua, dr. Jhon Manansang Wally memberi apresiasi kebijakan pemerintah daerah terkait penerapan PPKM Level 4.
“Secara pribadi saya sampaikan apresiasi untuk Pemerintah Kabupaten Jayapura. Yang mana, dalam hal ini sangat memperhatikan, memantau perkembangan pergerakan dari Covid-19 di daerah ini. Jadi ini semata-mata untuk melindungi masyarakat kita, sehingga memberikan sebuah kebijakan yang sangat dinamis. Hal itu menunjukkan, bahwa perhatian sangat tinggi oleh pemerintah,” ujar Jhon Manansang Wally ketika ditemui di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (13/8/2021) sore.
Jhon Manansang mengatakan, pemerintah daerah menerapkan kebijakan ini bertujuan untuk mengatasi, membatasi dan juga mencegah hal-hal yang bisa membahayakan dan merugikan warga.
“Apalagi kita lihat angka kematian cukup tinggi di wilayah Kabupaten Jayapura akibat virus Corona,” katanya.
Kebijakan Pemkab Jayapura yang menerapkan PPKM Level 4 hingga 31 Agustus mendatang itu mendapat masukan dari Jhon Manansang Wally.
Namun, pria yang pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Abepura itu menyatakan, kebijakan PPKM Level 4 yang diberlakukan oleh Pemkab Jayapura ini harus mempunyai tujuan yang jelas.
“Akan tetapi, di sini saya mau tambahkan sedikit. Di samping kebijakan-kebijakan harian yang berjalan sangat dinamis ini kita harus punya satu tujuan yang jelas. Jadi dalam melakukan sesuatu itu kita ada tujuan. Yakni, tujuan kita apa dengan pandemi Covid-19 di daerah ini dan itu yang pertama harus kita tanya,” papar Jhon Manansang.
Salah satu strategi pengendalian penyebaran dan penularan infeksi virus Covdi 19 selain dengan melakukan 3T (Tracing, Testing, Treatment) dan mematuhi protokol kesehatan secara ketat adalah dengan melakukan vaksinasi agar terbentuk herd immunity (kekebalan kelompok) secara cepat. Dengan herd immunity diharapkan bisa melindungi masyarakat dari kesakitan dan kematian akibat Covid 19.
“Kalau hanya mengikuti irama Covid-19, maka kita akan di mainkan oleh Covid-19. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan cukup memberikan satu ketegasan, bahwa sebenarnya pandemi ini bisa dikendalikan oleh manusia. Jadi bukan pandemi yang kendalikan manusia, tetapi manusia yang mengendalikan pandemi,” imbuhnya.
Terkait hal itu, Jhon Manansang menjelaskan, untuk mengendalikan pandemi Covid-19 itu harus ada tujuan dan tujuan pertama yang paling urgent sekali itu adalah bagaimana bisa mencapai kondisi herd immunity (kekebalan kelompok).
Karena herd immunity tersebut, kata Jhon, suatu indikator utama yang bisa di pegang oleh Kabupaten Jayapura untuk bisa menyatakan kepada dunia, pemerintah pusat dan juga KNPI pusat atau kepada siapapun, bahwa pemerintah daerah siap menyelenggarakan event PON XX atau tidak.
“Jadi indikatornya itu hanya ada di herd immunity. Apa itu herd immunity, dan herd immunity terjadi apabila dalam satu populasi masyarakat di Kabupaten Jayapura itu bisa mencapai persentase tertentu telah dilakukan vaksinasi. Kalau kita berharap dari transmisi pasif itu tidak mungkin sekali, karena penyakit atau virus ini sangat berbahaya sekali,” katanya.
Dengan herd immunity diharapkan bisa melindungi masyarakat dari kesakitan dan juga kematian akibat virus Corona ini.
Herd Immunity pun bisa terbentuk dengan cara menyuntikkan vaksin untuk penangkalan penyebaran virus tersebut sehingga berdasarkan penelitian apabila masyarakat yang sudah divaksin Covid 19 lengkap dua dosis mendapatkan perlindungan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak divaksin sama sekali.
“Oleh karena itu, satu-satunya yang bisa kita kejar mencapai situasi atau kondisi herd immunity di Kabupaten Jayapura itu hanya bisa dilakukan dengan vaksin dan harus sebanyak dua kali lakukan vaksin. Karena kalau baru vaksin satu kali itu belum bisa memberikan dampak untuk meningkatkan imunitas yang cukup, jadi harus dua kali vaksin dan bukan satu kali vaksin,” bebernya.
“Juga ada yang menyampaikan harus sampai tiga kali vaksin, itu betul dan itu idealnya untuk mencapai herd immunity. Tapi, hari ini dunia kekurangan vaksin. Karena itu WHO telah menyatakan untuk vaksin ketiga itu di tunda dulu. Ya, kita cukup kejar dua kali vaksinasi untuk seluruh masyarakat di Kabupaten Jayapura,” tukasnya. (ewako)**