JAYAPURA.tabloidpapuabaru.com,- Pemerintah Provinsi Papua melalui UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua menggelar Pergelaran Seni Ratapan yang diikuti sepuluh sanggar dari masing-masing suku di Papua yang berdomisili di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.
Pentas budaya Seni Ratapan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua yang diwakilkan oleh Sekretaris Dinas, Amelia Ondikleuw, S.Pd, berlangsung di Kompleks Taman Budaya Waena-Jayapura, Senin (27/11/2023).
Skretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua, Amelia Ondikleuw, S.Pd, dalam sambutannya mengatakan bahwa Pergelaran Seni Ratapan atau tangisan kembali diangkat oleh UPTD Taman Budaya sebagai salah satu pertunjukan untuk dinikmati oleh masyarakat dan Ini juga untuk menunjukan bahwa di setiap kampung atau kabupaten mempunyai ratapan-ratapan.
Disebutkan bahwa, Seni Ratapan ini biasanya dinyanyikan oleh kaum ibu-ibu untuk mengenang orang yang disayangi seperti kepala suku yang sudah meninggal atau peristiwa-peristiwa sejarah masa lampau misalnya peperangan, gempa bumi atau sunami.
Ia berharap kedepan Pergelaran Seni Ratapan ini terus dipertunjukan, sebagai salah satu budaya atau adat orang Papua yang harus dijaga dan terus dilestarikan kepada anakcucu.
“saya harap Seni Ratapan ini harus dilestarikan dan terus dipentaskan pada iven-iven yang akan datang, karena ini adalah kekayaan adat budaya yang dimiliki oleh masyarakat Papua,” harapnya.
Diakhir sambutannya Amelia Ondikleuw, menyampaikan terima kasih kepada ketua-ketua sanggar atas keseriusannya untuk terus menjaga dan merawat budaya dari masing-masing daerahnya.
“ tetap semangat, dan terus mempertahankan Seni dan budaya yang adalah jati diri kita orang Papua, terima kasih kepada bapak-ibu sanggar, ketua-ketua kekomok tradisional. Kelompok Seni Ratapan, terima kasih karena mama-amam dorang dan juga semua yang telah hadir malam ini,” bebernya.
Sementara itu Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Papua, Herman Saud, S.Pd, M.Sc kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya mencoba menggagas Pergelaran Seni Ratapan, Tujuannya adalah untuk memunculkan Ratapan dari masing-masing suku yang ada di Papua.
“sekarang karena dengan adanya perkembangan zaman, maka orang kurang lagi “Meratap” tokoh-tokoh yang disayangi yang telah pergi ke dunia lain , jadi ini kami mengangkat untuk mengenang kembali seorang tokoh yang meninggal lalu masyarakat datang untuk meratap, itulah yang kami angkat dalam momen ini,” pungkas Saud.
Diakui dalam pergelaran Seni Ratapan yang digelar banyak hal yang belum sesuai, namun akan terus dievaluasi untuk perbaikan dan kesempurnaan. “ memang Ratap ini banyak hal yang belum sesuai tetapi kami akan terus mengevaluasi sehingga kedepan Ratapan ini betul-betul mencerminkan orang-orang yang disayangi atau tokoh-tokoh yang telah hilang dan yang terpenting adalah Seni Ratapan ini bisa terus diwariskan kepada kenerasi yang akan datang,” tutupnya.
Diketahui bahwa Sanggar yang tampil masing-masing dari Kabupaten Waropen, Kabupaten Biak Numfor, Kab. Yahukimo, Port Numbay (Kayu Batu), (Kampung Waena) Kab. Jayapura (gresi) dan beberapa kabupaten lainnya. **