SUPIORI. PapuaBaru.Com,– Sebagai pimpinan sinode GKI di Tanah Papua, saat ini bersama dengan badan pekerja am sinode, memberitahukan kepada semua, khususnya warga GKI, bahwa tahun 2020 kemarin telah dilakukan launching awal data base GKI, dan pengerjaan data base ini terus dilakukan.
Hal itu diungkapkan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th saat menyampaikan sambutannya disela-sela perayaan HUT PI ke-113 Maudori Supiori, Senin (26/4) kemarin.
Kata dia, data yang dilaunching pada 26 Oktober 2020, dan sementara tertata dalam data base yaitu sebanyak 632.718 jiwa. Dan masih banyak klasis dan jemaat-jemaat yang belum update datanya, dan belum menyelesaikan datanya.
“Karena itu catatan saya hari ini. Juga kepada para pekerja, para pendeta. Baik badan pekerja klasis dan juga seluruh jemaat, pastikan warga jemaat terdata di data pelayanan kita,” ungkapnya.
Data base, menurut Pdt. Andrikus, itu penting sekali. Dipakai untuk mengawasi, tetapi juga memproteksi seluruh jemaat. Supaya dipastikan jemaat ini ada, tidak ada. Sehat atau tidak, mereka sejahtera atau tidak. Mereka hidup baik atau tidak.
“Hari ini pelayanan kita harus berbasis data, kita tidak melayani lagi dengan kira-kira. Sekali lagi pelayanan kita hari ini sudah harus berbasis data, karena itu saya pesankan sekali lagi untuk para pekerja. Jumlah klasis hari ini ada 55 klasis, 15 bakal klasis. Kita punya 1946 jemaat, data kita sekarang. Kita hari ini punya pelayan yang tentu masih kurang,” jelasnya mengakui.
Ungkap dia lagi, untuk diketahui oleh semua juga, dirinya telah sampaikan kepada bupati Supiori terpilih, Drs. Yan Imbab, tahun ini akan diangkat 100 pendeta lagi. Setelah mengangkat 225 pendeta menjadi pegawai pada Oktober 2020 kemarin, tahun 2021 ini ada tambahan 100 pendeta. Dan rencana tahun ini juga akan diangkat calon pendeta yang disebut vikaris sekitar 400 orang.
“Ini diangkat supaya kita distribusikan, dalam rangka mendukung pelayanan dan menggerakkan pelayanan di seluruh jemaat. Kami dapat laporan dari ketua badan pekerja klasis Supiori Utara bahwa masih banyak jemaat di Supiori yang kekosongan, tidak ada pendeta,” terangnya.
Bilang Pdt. Andrikus, itulah sebabnya cepat-cepat diisi supaya bisa mendukung pelayanan di seluruh jemaat-jemaat tersebut.
“Karena itu, sekali lagi ini menjadi kosentrasi dan perhatian kita. Tetapi hal penting yang juga saya sampaikan bagi kita, persoalan-persoalan yang sedang kita hadapi di seluruh Papua,” kata dia.
Saat ini, jelasnya akui, saudara-saudara yang di pegunungan juga mengalami masalah. Soalnya ialah, penanganan pelayanan-pelayanan ini belum berlangsung secara maksimal.
“Para Manbri saya bisa sebut, yang membuka wilayah Elelim, Baliem waktu itu adalah Bapak Rumainum, anak dari Supiori. Daerah murni yang dibangun, tetapi hari ini mereka kekurangan pelayan dan mungkin saja kurang ada perhatian,” terang Pdt. Andrikus.
Sambung dia, dan itulah sebabnya pada periode ini, pihaknya segera memberi perhatian supaya ada penempatan pelayan-pelayan di sana (wilayah pegunungan, red).
“Kita berharap mereka tidak lagi mengalami tekanan, mengalami masalah, mengalami persoalan. Ini tugas bersama kita, karena itu saya katakan bahwa ini bagian dari panggilan kita bersama selaku orang-orang percaya. Orang-orang kristen,” ungkapnya.
Jangan sampai, bilang Pdt. Andrikus lagi, konsen terus mengurus yang ada di wilayah pesisir pantai. Dari dulu yang di pesisir pantai yang dilihat, tidak lihat ke wilayah-wilayah terpencil. Padahal sejak dulu, perhatian dari para Manbri itu mengurus juga untuk satu tanah Papua ini.
“Itulah sebabnya, ini pesan bagi kita bersama selaku gereja, selaku orang-orang percaya,” ucap dia.
Tambahnya, terima kasih buat pemerintah dan semua. Tempat yang sangat bersejarah, ini menjadi tempat dimana bukan hanya untuk bertemu secara momentum. Semua yang datang bukan hanya untuk memperingati, dan semua hal di sini (tempat bersejarah, red) tidaklah hanya terjadi secara seremonial.
“Tetapi sekali lagi, saya percaya bahwa di sinilah kita juga menemukan kembali jati diri. Siapa kita, siapa kita yang dipertemukan Allah melalui kasihNya dan lewat injilNya,” tutup Pdt. Andrikus Mofu.(Andi/Mozes)