SUPIORI. PapuaBaru.Com,- Pendapatan asli daerah yang diharapkan dapat mendongkrak APBD kabupaten Supiori, hingga saat ini tentunya masih sangat jauh dari yang diharapkan.
Meskipun berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkan PAD di daerah tersebut, namun diakui bahwa upaya yang dilakukan belumlah maksimal dikarenakan tidak diimbangi dengan aturan atau regulasi yang dinilai belum mengenai sasaran.
“Yang paling umum itu adalah sektor parawisata. Kenapa, karena ketika kita kelola dengan baik maka akan mendatangkan PAD yang besar. Kita bikin sesuatu yang membuat orang datang tinggal di hotel maka pasti pendapatan meningkat, makan di warung pasti pendapatannya meningkat. Seluruhnya akan berubah ketika kita genjot sektor parawisata,” terang Kepala Bapenda Kabupaten Supiori, Yustus N. Asamsyum, S.Sos.,M.Si ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/4) kemarin.
Yustus menjelaskan, hingga saat ini pihaknya mulai sering melakukan diskusi dengan instansi-instansi yang ikut membantu dalam pemungutan. Karena berbicara PAD bukan kerjanya Bapenda sendiri, melainkan kerja sama ling dengan instansi-instansi pemungut seperti parawisata, perikanan kelautan dan lainnya.
“Nah ini yang perlu kita kolaborasi. Perbanyak diskusi, sehingga ada hal-hal yang perlu diperhatikan untuk dilakukan, guna peningkatan PAD kedepan. Karena kalau mau dilihat, yang ada ini sangat kecil sekali,” ungkapnya.
Menurut dia, kalau ingin pendapatannya besar maka harus berani berinvestasi besar. Dan investasi besar pernah dilakukan sebelumnya oleh bupati Supiori terpilih, Drs. Yan Imbab ketika mendampingi Alm. Fred Manufandu memimpin Supiori, periode 2011-2016 lalu, yaitu program listrik Wabdori dan perusahaan daerah air minum (PDAM).
“Kalau program-program itu bergerak sesuai visi misi bapak berdua waktu itu, mungkin PAD kita akan lebih besar melalui listrik dan air minum,” bilang Yustus mengisahkan.
Tapi kalau sekarang, bebernya, pendapatan yang ada hanya dari warung makan, parkiran dan yang kecil-kecil lainnya. Ini hanyalah hal-hal kecil yang tidak bisa mendongkrak PAD.
“Tapi kalau ide bapak berdua terwujud ketika menjabat pada saat itu, wah luar biasa sekali. Jadi listrik dan air bersih, kalau itu dihadirkan atau diwujudkan maka PAD kita pasti meningkat,” lanjut kisahnya menjelaskan.
Kata dia, karena PAD tidak meningkat, maka Supiori dianggap sebagai satu kabupaten yang menjadi beban negara karena hanya berharap pada dana perimbangan yang ada.
“Kita tidak mampu mengelola potensi daerah ini untuk menjadi PAD, guna membantu dana perimbangan. Istilahnya orang kase uang untuk kita pake belanja, tapi kita tidak mampu untuk kase keluar dari saku sendiri untuk pake bantu,” ujar Yustus mencontohkan.
Disinggung tentang ditemukan adanya kendaraan dinas yang pajaknya mati sudah beberapa tahun, yaitu pada saat dilakukannya operasi keselamatan matoa 2021 oleh satuan lalu lintas (Satlantas) Polres Supiori, mantan kepala penanggulangan bencana daerah (BPBD) inipun menuturkan, terkait hal itu sebelumnya memang ada di Bapenda.
“Tapi sekarang kembali ke keuangan. Tepatnya dibidang aset untuk menginventarisir semua kendaraan dinas, membayar pajak dan segala macam, itu semua di keuangan. Tiap tahun kita bayar pajak kendaraan, baik motor maupun mobil. Tapi sering kendala di inventarisir kendaraan itu,” terangnya lanjut.
Sambung Yustus, ketika dibayar (pajak,red), jelas akan ada bagi hasil dari pemerintah provinsi Papua. Karena ini adalah kewenangan provinsi. Ketika diberikan kesana, maka nantinya kembali ke kabupaten, khususnya surat-surat kendaraan.
“Memang betul, hal itu juga menjadi pemasukan untuk daerah. Hal-hal kecil yang sebenarnya ikut membantu mendongkrak PAD kita,” ucap dia mengakui.
Sambil menunggu bupati dan wakil bupati terpilih dilantik, tambahnya, perlu disiapkan regulasi-regulasi karena banyak regulasi yang sudah disiapkan namun tidak berjalan.
“Saya berharap ketika bapak berdua mulai masuk memimpin daerah ini, akan kita konsultasikan. Semua regulasi kita siapkan, karena ini dasar untuk kita melangkah. Ketika kita tidak siapkan, maka kita akan setengah mati. Kewalahan ketika kita diperiksa, kenapa tidak ada regulasi barulah mengambil atau memungut,” jelas Yustus berharap.
Lagi kata dia, selaku salah satu orang yang pernah membantu Yan Imbab saat memimpin Supiori sebelumnya, dirinya optimis dengan kepemimpinan Yan Imbab dan Nichodemus Ronsumbre nantinya, pasti akan menghadirkan dampak perubahan yang sangat besar bagi kabupaten Supiori kedepan.
“Kepemimpinan bapak berdua besok kedepan tidak lima tahun, hanya tiga setengah tahun. Tapi saya tetap optimis bahwa ketika beliau masuk maka pasti ada perubahan-perubahan besar,” pungkasnya.(Andi/Mozes)