Laporan : Mozes Baab
TANAH TABI. tabloidpapuabaru.com. Ratusan Masyarakat adat Byak-Supiori yang hidup dan berkarya di Tanah Tabi, berbondong-bondong datang menghadiri Perayaan Pekabaran Injil ke 115 tahun di Maudori Supiori-Sup Byaki, yang berlangsung di Auditorium Universitas Cenderawasih Abepura Jayapura, Rabu 26 April 2023.
Perayaan HUT ke 115 injil masuk di Maudor tersebut ditandai dengan ibadah syukur berlangsung dengan penuh sukacita kebersamaam seluruh masyarakat Biak-Supiori, dengan sorotan thema : “Woso wos oser Snewar snewar oser” artinya; Satu Bahasa Satu Hati, dam Sub Thema : “Snar Wos Refo, Kakaku ma Fawawi Nanem Snonkaku Byak Sisya Ro Mobnakam ” ( Karena Injil, Kebenaran dan Ilmu Pengetahuan Manusia Byak ada dimana-mana ).
Ibadah HUT PI dipimpin oleh Tuan Pandita, Hans Wanma, S.Th,’ dalam Khotbahnya berpesan kepada seluruh masyarakat suku Byak di Tanah Tabi agar tidak lupa sejarah ijil itu, sebab injil kebenaran dan ilmu pengetahun yang telah dibawakan oleh guru injil Petrus Kafiar dari mansinam menuju Maudori Supiori-Byak pada 26 April 1908 itu harus diajarkan terus kepada seluruh daratan tanah Papua, indonesia dan keseluruh dunia.
” Hanya karena Injil orang Biak Hidup dan berada dimana-mana, oleh sebab itu pesan injil ini yang harus diajarkan kepada anak cucu kita generasi biak, ada injil ada orang byak,”terangnya.
Dalam khotbanhnya juga, Pdt. Hans Wanma membahas sejarah perjalanan orang-orang Byak saat membawa terang injil ke seluruh daratan tanah Papua, yang pada saat ini telah dikenang dimana-mana baik di pulau-pulai, lembah, pegunungan hingga daerah terpencil sekalipun. Pada kesempatan itu Pdt. Hans Wanma menyebutkan bahwa ada tiga hal penting yang harus dipegang oleh kawasa byak, pertama; adalah orang Byak harus terus beritakan Injil kebenaran itu kemanapun dia pergi, karena injil itu melekat pada diri orang byak. Ke dua orang Biak harus bersatu (babe oser Byak) ketiga adalah orang Byak harus menceritakan adat dan budaya yang baik dan benar kepada generasi byak. hal itu penting sehingga generasi byak akan datang tidak kehilangan nilai-nilai adat dan budaya byak.
Sementara itu, Pdt. Dr. Jems Wambrauw menyampaikan bahwa perayaan HUT pekabaran injil ke 115 injil masuk di Maudori Supiori yang dilaksanakan di Auditorium uncen, tidak sekedar Selebrasi tetapi ini adalah edukasi dan itu sangat penting sekali agar generasi byak tidak kehilangan fenomena.
“tetapi kokaber be mansern..i, kobors wai ine ,,, wai ijil ine kuni be kawasa siwara kame” (tetapi kembali kepada Tuhan dan terus beritakan injil kebenaran Tuhan Yesus kepada seluruh orang dimana saja ),ujarnya.
Usai ibadah, sambutan Rektor Universitas Cenderawasih, DR. Oscar O. Wambrauw, SE., M.Sc.Agr, mengatakan bahwa jika mengenang kembali peristiwa injil masuk di tanah Papua yaitu di Mansinam pada 5 februari 1855 kemudian dilanjutkan ke Maudori Supiori pada 115 tahun silam ini sangat luar biasa karena seorang anak kampung yang bernama Petrus Kafiar dibawa ke Mansinam lalu kembali ke Kampungnya untuk memberitakan Injil kristus. Disebutkan buah dari pekabaran injil melalui orang-orang yang selalu tekun dan setia dalam pekerjaan Tuhan maka sampai saat ini kita yang hidup dan percaya kepada Tuhan saat ini memperoleh berkat luar biasa dari Tuhan.
Untuk itu Rektor Uncen berharap , melalu tema Perayaan HUT PI ke 115 di Maudori Supiori, menjadi refleksi bagi orang Byak untuk menjadi satu, yaitu satu bahasa, satu hati sebagai kawasa byak yang ada di Tanah Tabi agar saling menjaga kesatuan dan persatuan diantara satu dengan yang lain. Saling menghormati dan saling menghargai, sesama kawasa byak, tetapi juga kita juga ikut bersekutu dan bertanggungjawab bersama seluruh penduduk yang ada di Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab, Keerom dan sekitarnya untuk menjaga kedamaian dimana kita orang Biak berada.
Melalui tema ini juga mengajak kita untuk menjaga eksistensi orang Biak, yang lebih dulu mengenal peradaban ilmu pengetahun dan injil Kristus. Hal ini terbukti dari sejarah pekabaran injil pada saat itu memberikan peluang dan tantangan bagi kita orang biak, untuk berkecimpung dalam misi pekabaran injil, selain guru injil, guru jemaat, terdapat dua orng byak yang hebat pada saat itu yaitu guru Petrus Kafiar dan Timotius Awendu.
Dimana menurut catatan sejarah kedua anak Papua ini yang mendapatkan kesempatan pertama kali belajar di tanah jawa Depok tahun 1892. Setelah menyelesaikan sekolah, Guru Pertus Kafia diutus oleh sending dari Mansinam kemudian dayung menyeberang membawa injil masuk di Maudori 26 April 1892 atau pada 115 tahun silam.
Guru Petrus Kafia telah membuktikan kepada semua orang bahwa injil kebenaran dan pendidikan menjadi penting bagi kita untuk mentukan masa depan yang lebih baik. “orang biak telah lebih dulu melawan tantangan oleh sebab itu mambri-mabri, mansonanem, binsyowi kita tetap berdiri ditengah perubahan dan perkembangan besar untuk terus menciptakan mambri-mabri dan kamasan-kamasan, mansonanem byak tetapi juga Papua pada umumnya.
Rektor mangaja Kawasa Byak untuk duduk bersama berpikir terus, satu kata, satu hati, bersatu membangun kebersamaan, kerukunan, ditempat kita bekerja dan dimana saja di Tanah Papua ini demi kemuliaan nama Tuhan.”harapnya.
Pada kesempatan itu sambutan Bupati Kabupaten Biak Numfor, Hery Ario Naap, S.Si, M.Pd melalui saluran siarang langsung canal youtube menyampaikan selamat merayakan HUT ke 115 tahun injil masuk di Maudori Supiori Biak Numfor. “pada kesempatan yang berbahagia ini saya Hery Ario Naap atas nama pribadi dan pemerintah Kabupaten Biak Numfor mengucapkan selamat bagi seluruh mananwir, mansonanem, bingon, binsyowi dan kawasa Byak yang berada di tanah tabi yang pada saat ini bersyukur dan merayakan HUT pekabaran Injil ke 115 di Maudori Supiori.
Orang Biak terus menjaga eksistensinya, untuk terus bekerja menolong sesama diseluruh Tanah Papua. Seperti pesan firman Tuhan bahwa orang Biak terus menjadi saluran berkat bagi semua orang dimanapun dia bekerja. Bupati berharap kebersamaan orang Biak di tanah tabi terus dijaga, terus bangun komunikasi yang baik dengan seluruh mananwir, mansonanem, binssyowi, bin gon dan seluruh kawasa byak di Tanah tabi untuk dapat berkondribusi bagi pemerintah, gereja dan masyarakat adat setempat.
Sementara itu Sambutan Sesepuh Byak, drh. Constant Karma pada kesempatan itu mengajak seluruh masyarakat suku Biak di tanah Tabi untuk menjaga dengan baik adat dan budaya suku Biak sehingga tidak terpengaruh dengan budaya luar. Mantan wakil gubernur Papua periode 2000-2005 itu menyebutkan berbagai persoalan terus dihadapi oleh orang Biak, tetapi pekabaran Injil terus jalan sampai hari ini.
“saya mau sampaikan kepada para genera Biak hari ini bahwa resep dari pekabaran injil itu adalah dengar dengaran kepada orang tua, kamu anak-anak muda dengar baik-baik bahwa kamu harus hormati ayah dan ibumu, saya titip ini kepada anak-anak muda kita,”terang Karma.
Mankara Babe Oser Sup Tabi, Mananwir Dorus Awom pada kesempatan memberikan sambutan dengan bahasa Biak Asli, menyebutkan sangat bersyukur karena apa yang Tuhan buat kepada seluruh orang Biak sungguh benar dan nyata. “Sye Mansern..o, rasine yamam bo yakyar fafaya baberi, Mansern..o Kaku Rarirya” Uangkap Mananwir Dorus Awom penuh Syukur.
“Ia menyebutkan peristiwa Injil masuk di tanah Papua tepatnya di Mansinam 5 Februari 1855 dan dilanjutkan ke Maudori Supiori oleh Guru Petrus Kafiar adalah awal mula peradaban pengetahuan bagi orang Biak dan dari situlan orang Biak memberitakan injil kebenaran itu ke seluruh penjuru daratan Papua dan orang Biak terus diberkati serta mengalami perubahan-perubahan pengetahun dan itu dibagikan kepada semua orang.
Mananwir menyampaikan Puji Sukur kepada Tuhan, karena Tuhan telah membuat mujizat terjadi dalam kehidupan orang-orang Biak. “semua hal yang terjadi dalam kehidupan orang Biak, tidak pernah terpikirkan dan terbayangkan tetap kasih Tuhan membuat semuanya nyata dan hari ini banyak anak-anak Byak berhasil bekerja di kantor-kantor pemerintahan yang ada dan dimana saja,”terang Mananwir penuh Syukur.
Melalui Perayaan HUT PI ke 115 tahun di Maudori Supiori menjadi refleksi bagi hidup orang biak kedepan. Sehingga injil kebenaran ini terus diberitakan dan diajarkan kepada anak cucu kita. Injil itu melekat dan hidup dalam diri orang Byak.
Ia berharap pelajaran penting dari para tetua adat/mananwir harus didengar dengan baik-baik oleh generasi biak. ïni nasihat dan harapan agar anak-anak Biak tekun belajar menuntut ilmu setinggi-tingginya, karena dengan ilmu pengetahuan dan kepintaran itu kalian bisa kembali untuk berbuat sesuatu bagi negeri mu,”terang mananwir. Hindari hal-hal yang dapat merugiakan.
Diketahui bahwa perayaan Hut PI ke 115 di Maudori Supiori-Biak yang digelar di Auditorium Uncen Abepura itu, dihadiri oleh para pendeta senior, sesepuh Byak, perwakilan pemerintah Provinsi Papua, mananwir, mansonanem, binsyowi, binkon, kawasa Byak di 9 bar yang ada. Dimeriahkan juga dengan berbagai lagu dan musik akuistik dari kawasa byak di Tanah Tabi. **