JAYAPURA.tabloidpapuabaru.com,- Calon anggota DPR RI daerah pemilihan Papua dari Partai Golkar Nomor Urut 2, Willem Frans Ansanay, SH, M.Pd, mengatakan Papua membutuhkan perhatian serius dengan pola pendekatan pelayanan spesifik menyentuh langsung pada masyarakat di kampung-kampung.
Hal itu wajib diprioritaskan karena selama bergulirnya dana Otsus Jilid pertama / pada periode pertama kurang membawa dampak kesejahteraan bagi masyarakat Papua di pelosok Kampung-kampung / masyarakat asli papua yang terpinggirkan.
Buktinya sampai saat ini banyak masyarakat (orang asli Papua) hidupnya susah, bahkan ada yang tidak tersentuh sama sekali dengan pengelolaan dana Otsus periode 20 tahun pertama itu.
Untuk itu Willem Frans Ansanay putra asli Tanah Papua yang saat ini maju mencalokan diri sebagai anggota DPR RI mewakili Provinsi Papua menegaskan, bahwa kedepan pemerintah Pusat dan daerah harus menjamin adanya regulasi pembagian atau penyaluran dana Otsus langsung kepada masyarakat miskin sehingga dapat membawa perubahan yang dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
“saya berharap pemerintah segerah merubah semua pola penggunaan dana otsus seperti pada anggaran otsus jilid pertama sehingga dalam implementasinya tidak mengulangi cara-cara lama penyaluran dana otsus itu,” terang Willem Frans Ansanay kepada media Online ini saat di Jumpai di Kota Jayapura pekan kemarin.
WFA juga menanggapi video viral yang beredar luas di media social Watshapp (WA) group, dimana seorang mama Papua di wilayah adat Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, dalam video berdurasi dua detik itu terlihat dengan jelas seorang mama papua menyampaikan isi hatinya yang paling dalam, ia mengatakan bahwa pembagian dana Otsus selama ini tidak sampai ke masyarakat di Kampung-kampung. Hanya sampai di pejabat saja dan Dinas-dinas di pemerintah.
Berikut kutipannya, “ dana otsus datang itu kita rakyat kecil ini tidak rasa, uang besar-besar itu habis di orang besar-besar, kita rakyat kecil masih menderita sampai akhirnya kemarin Otsus berakhir. Apalagi kita seperti janda ini, janda duda kitong tidak dapat apa-apa sama sekali. Dana turun kita tidak rasa sampai skarang. Dana Otsus dinikmati oleh pemerintah sendiri kami rakyat kecil tidak rasa, tidak nikmati.”
Dalam video itu juga mama Papua berharap dana Otsus Jilid II harus diturunkan langsung ke kampung dalam bentuk pembangunan fisik rumah dan air bersih. “apalagi kami disini menderita air, tong stenga mati air hanya hidup dengan air mata atau air hujan istilah kami orang kampong disini air mata, air habis kitong pikul barang turun ke kali Grime, untuk itu mama berharap para caleg berjuang untuk pembangunan kampung,”.
Dari video mama Papua yang beredar luas itu membuat banyak pihak merasa prihatin. WFA yang sempat menonton video itu ikut prihatin dan menyebutkan bahwa saat ini OAP sudah mulai merasa terasing di negerinya degan adanya berbagai perubahan pebangunan yang belum menyentuh hidup mereka agar bisa sejahtera didalam NKRI. Untuk itu kata WFA pembangunan kedepan harus berbasis UU OTSUS yang melindungi suku-suku asli Papua.
Papua membutuhkan pemimpin yang dapat membangun peradaban OAP dan melindungi dari kepunahannya serta memberi perlindungan hidup juga bagi masyarakat pendatang yang datang hidup di atas Tanah Papua.
Untuk itu tidak salah kata WFA dalam pencalonannya melalui Partai Golkar sebagai calon anggota legislatif di DPR RI. Berjuang untuk kesejahteraan rakyat akan menjadi konsennya lewat Partai Golkar. Semoga Tuhan menjawab perjuangan menjadi anggota DPR RI supaya dapat memperjuangkan regulasi atau aturan yang memudahkan alokasi dana otsus diterima langsung oleh masyarakat yang susah dengan cara transfer langsung ke rekening mereka yang disiapkan. Untuk itu perlu evaluasi pasal undang-undang otsus dari sisi anggarannya sehingga jelas pengelolaan dana Otsus jilid II itu bisa diterima langsung oleh masyarakat miskin OAP. Jika pemerintah dapat mengevaluasi regulasinya dan menetapkan aturan mengenai penggunaan dana otsus yang langsung ke masyarakat maka kehidupan masyarakat di kampung-kampung akan mengalami perubahan kearah yang lebih baik dan masyarakat miskin itu terhindar dari berbagai ajakan untuk menentang kedaulatan NKRI.
Sebagai caleg Partai Golkar saya setuju dengan konsep Partai Golkar yaitu karya dan kekaryaan yang bermuara pada pembangunan masyarakat agar penanganan kesejahteraan masyarakat asli dapat ditingkatkan. Masyarakat asli papua harus dipacuh keadaannya menuju perubahan hanya dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari Dana Otsus saja. Untuk masyarakat pendatang yang miskin pemerintah provinsi papua juga perlu siapkan anggaran bantuan langsung lewat APBD. Dengan demikian baik orang asli papua maupun masyarakat pendatang yang miskin dapat merasakan pembangunan pada bidang pendidikan, Kesehatan, ekonomi kerakyatan dan Infrastruktur dasar. Sekali lagi pemerintah harus tegas membangun OAP yang miskin dengan dana otsus dan membangun masyarakat pendatang dengan alokasi khusus lewat APBD dengan begitu saya optimis akan terbangun kehidupan yang harmonis di Provinsi Papua antara OAP dan pendatang.
“ jika Tuhan kehendaki saya terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 maka tersebut diatas itu yang menjadi focus dan konsen saya untuk diperjuangkan lewat Fraksi Partai Golkar. Saya juga berharap bapak dan mama, kaka dan ade dorang semua di Papua, serta saudara-saudaraku masyarakat pendatang untuk mendoakan saya dan ingat tanggal 14 Februari 2024, datang ke TPS coblos partai Golkar,” tutupnya. **