SENTANI.TABLOID PAPUA BARU.COM,- Wakil Ketua Umum (Waketum) II Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura, Pdt. Alberth Yoku, S.Th, mewakili Ketua Umum Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura Mathius Awoitauw, SE, M.Si, secara resmi menutup kegiatan Pelatihan Teknis Jurnalis Peliputan PON XX Papua 2021, yang bertempat di salah satu Ballroom Grand Allison Hotel, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (21/8/2021).
Wakil Ketua Umum (Waketum) II Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura Pdt. Alberth Yoku, S.Th, mengatakan, dalam kegiatan apapun yang dibuat oleh pihak panitia penyelenggara dalam hal ini Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura itu tidak akan di dengar oleh siapapun di seluruh dunia, kalau pihak penyelenggara PON XX mengabaikan jurnalis.
“Hari ini dunia menjadi sempit karena informasi. Dunia juga di edukasi sesuatu secara cepat oleh karena adanya jurnalis, dan itu kenyataannya. Jadi apa yang tadi di sampaikan itu sangat benar seperti posisi, kedudukan dan juga pembiayaan untuk wartawan atau jurnalis dalam peliputan PON XX kali ini harus terlibat dengan jelas,” ucap Alberth Yoku dalam sambutannya pada kegiatan penutupan pelatihan teknis jurnalis tersebut.
“Jadi wartawan harus menulis dengan hati dan juga pikiran yang jernih, karena kita mencintai dunia itu. Kalau tidak, wartawan ini bisa menulis sesuatu dalam keganasan. Misalnya, yang baik di buat oleh kami panitia, maka wartawan pasti akan tulis yang jelek,” bebernya menambahkan.
Pria yang juga Ketua FKUB Kabupaten Jayapura itu mengatakan, selama dua hari, para peserta pelatihan telah diberikan pembekalan, pengetahuan dan juga wawasan dalam hal meliput PON iven PON XX, baik itu terkait pembukaan dan penutupan maupun saat peliputan di venue-venue cabang olahraga yang ada di daerah ini.
“Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, telah menolong kegiatan pelatihan teknis peliputan persiapan PON XX 2021 bagi para wartawan media cetak, elektronik dan online ini sudha dilangsungkan dengan baik dalam waktu dua hari, sehingga di sore ini ditutup secara resmi. Kita saling membutuhkan satu dengan yang lain, bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh Sub PB PON Klaster Kabupaten Jayapura itu harus di liput oleh wartawan,” tuturnya.
“Jadi ini berita yang besar, karena sejarah tentang pelaksanaan PON XX di Papua ini suatu momentum bersejarah yang tidak bisa terulang puluhan atau ratusan tahun lagi, sehingga dokumentasi media cetak, elektronik dan online itu akan menjadi dokumen sejarah pada waktunya. Dengan demikian, kehadiran para wartawan media cetak, elektronik dan online ini menjadi sangat penting dalam meliput sejarah ini,” sambungnya.
Menurut Alberth, jika masih ada hal-hal yang perlu dibenahi dalam hubungan dengan kinerja dan hubungan sosial para wartawan, itu akan mulai dibenahi satu atau dua hari ini.
“Saya harap koordinator di bidang TIK maupun Humas pada pekan depan agar dapat hadir melakukan rapat koordinasi bersama, sehingga kedudukan wartawan yang sangat strategis dan penting ini harus mendapat posisi dan hal – hal yang jelas. Baik itu, menyangkut identitas, ID Card, kemudian sertifikasi dan dapat di organisir pada bidang-bidang, sehingga peliputan-peliputan itu tidak menjadi kerumunan. Tetapi, menjadi sebuah pendelegasian wartawan dan terbagi dengan baik,” harapnya.
Dalam kontribusi wartawan media cetak, elektronik dan online ini, diharapkan koordinator yang membidangi wartawan ini dapat bekerja sama dengan semua bidang yang ada di panitia penyelenggara, karena bidang-bidang ini membutuhkan peliputan.
“Dengan adanya kontribusi wartawan secara baik, maka hal-hal yang menyangkut dengan honor-honor kerja dan lain sebagainya itu sudah include tersedia pada bidang peliputan tersebut. Jadi tolong ID Card wartawan, KTP dan sertifikasi UKW itu harus dikumpulkan. Karena kita masih dalam verifikasi data terhadap tenaga SDM,” imbuhnya.
“Mohon data pribadi wartawan agar segera dikumpulkan kepada koordinator bidang TIK maupun Humas, sehingga itu bisa di masukkan dalam SDM yang akan kita pakai termasuk biaya-biaya yang dibutuhkan bagi pribadi wartawan itu bisa terakomodir. Jadi nanti disampaikan sama koordinator, bahwa yang dikumpulkan itu KTP, ID Card wartawan, NPWP, sertifikasi UKW dan juga surat vaksin,” tukas mantan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua ini. (ewako)**