SENTANI, Papua Baru.Com,- Ratusan relawan PON XX Klaster Kabupaten Jayapura memalang Kantor Bupati Jayapura, di Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (11/11/2021) siang.
Mereka menuntut upah (honor) yang belum mereka terima sampai saat ini. Aksi ini merupakan kesekian kalinya mereka menggeruduk Kantor Bupati Jayapura, karena honor yang tak kunjung mereka terima.
Pantauan media ini, Kamis (11/11/2021), massa yang terdiri dari volunteer, relawan di bidang transportasi, relawan bidang dampak lingkungan dan relawan atau petugas lapangan PON XX Klaster Kabupaten Jayapura menyampaikan orasi di depan pintu gerbang Kantor Bupati Jayapura menuntut upah segera dibayarkan.
Karena sampai saat ini masih ada relawan yang belum menerima honor, ada juga yang telah menerima honor dengan cara dibayarkan atau di transfer langsung dari PB PON XX (Bidang SDM) ke ke rekening tiga bank. Namun masih banyak relawan yang belum menerima honor ketika mereka pergi ke bank untuk mengecek langsung di nomor rekening masing-masing. Tetapi, saat para relawan pergi ke bank untuk mengecek honornya melalui ATM itu masih kosong dan ada juga honor relawan yang dibayarkan tidak sesuai hari kerja.
Pantauan wartawan media online ini di Kantor Bupati Jayapura Gunung Merah, massa yang berjumlah ratusan orang tersebut membakar ban, serta menutup pagar utama kantor.
Meski beredar video dan foto yang membuat para netizen (warganet) panik, namun hingga aksi ini selesai tidak ada kejadian fatal yang terjadi.
Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus Williamson Agusthinus Maclarimboen melalui Kabag Ops Polres Jayapura AKP Komang Y. W. Kusuma mengatakan, relawan sempat membakar ban di depan pintu gerbang kantor Bupati Jayapura, karena menuntut hak yang menjadi relawan pada PON XX lalu.
Massa juga sempat menutup akses keluar masuk pintu gerbang lantaran kesal honor mereka belum dibayarkan dan pembayarannya tidak sesuai. Massa akhirnya membuka penutup pagar utama kantor setelah Kasat Binmas Polres Jayapura AKP Elias Endang bernegosiasi dengan para relawan.
“Iya tadi sempat bakar ban dan palang pintu utama kantor, karena tidak puas terkait belum terima honor dan pembayaran honor relawan yang tidak sesuai. Terkait tuntutan hak dari para relawan PON, memang tadi kita sudah memfasilitasi. Untuk kesepakatannya, nanti kita bawa perwakilan dari teman-teman relawan berjumlah 10 orang bersama pak Ted sebagai Koordinator Sub Bidang SDM Sub PB PON Kabupaten Jayapura, untuk bertemu dengan Bidang SDM PB PON XX Papua,” kata Komang saat ditemui di lokasi.
“Nanti kita telusuri akar permasalahannya di mana. Karena permasalahan pembayaran anggaran (honor) relawan ini cukup kompleks, tidak bisa melibatkan dua pihak dan harus ketiga pihak bertemu secara langsung. Makanya tadi kami sudah fasilitasi, kami cari waktu dan berkoordinasi kesana. Mudah-mudahan secepatnya kita bisa bertemu untuk menyelesaikan permasalahan ini,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Sub Bidang SDM Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura, Ted Y. Mokay mengatakan, pembayaran honor relawan ini berdasarkan daftar hadir atau absen saat bertugas di PON XX lalu.
“Relawan ini kan di bayar berdasarkan mereka punya daftar hadir atau absensi itu. Lalu, yang rekapan ada pada kami itu kan kami proses lewat Bidang SDM PB PON XX Papua. Jadi setelah kita rekap, langsung kita kirim ke SDM PB PON. Kemudian urusan untuk bank, itu menjadi urusan SDM PB PON,” katanya saat menghubungi wartawan media online ini via telepon seluler, Kamis (11/11/2021) sore.
Selanjutnya, pihak SDM PB PON XX Papua akan langsung mentransfer ke nomor rekening milik para relawan yang sudah terdaftar di beberapa bank.
“Misalnya, kalau ada yang berubah dari usulan kami di SDM Sub PB PON Klaster Kabupaten Jayapura ke SDM PB PON, itu yang perlu mereka sekarang klarifikasi dan kita cek sama-sama. Benar atau tidak, sesuai usulan kita atau tidak. Apakah itu kekeliruan pada bank, atau teman-teman di SDM PB PON yang merubahnya. Itulah yang perlu juga kita klarifikasi. Bisa juga sesuai fakta itu seperti dia hadir hanya lima hari saja, tapi dia bilang hadir 7 atau 10 hari,” imbuhnya.
“Jadi memang kalau relawan ini datang dalam bentuk demo begini, bagaimana kita mau kerja, ini sulit juga kalau seperti ini. Jika mereka datang baik-baik, kita sama-sama klarifikasi, cek satu persatu itukan lebih bagus. Tidak bisa cepat-cepat juga, karena relawan ini jumlahnya banyak dan ada di beberapa bidang,” tukas pria yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura.
Sementara itu, Jumalia Andi salah seorang relawan mengaku menyesalkan honornya yang sudah diterimanya itu dibayarkan tidak sesuai apa yang ia kerja selama 20 hari di PON XX lalu.
“Saya cuma di gaji atau hanya menerima honor sebesar 300 ribu rupiah, padahal kerja saya sampai malam. Kami relawan yang kerja (bertugas) di venue softball dan baseball, itu masuk pagi-pagi sekitar jam 6 dan pulangnya malam sekitar jam 10. Kami sudah selesai kerja di PON selama 20 hari, terus upahnya (honor) yang kami terima tidak benar atau tidak sesuai,” akunya.
“Kemudian, kami di kasi info kalau buku tabungan dan ATM sudah ada di bank, saat itu juga kami datang cek dan buku tabungan maupun ATM sudah ada. Tapi, saldo di rekening kami masih kosong sama sekali,” sambung Jumalia Andi.
Dirinya menyampaikan, pihaknya disuruh bersabar dan menunggu hingga selama sepekan, kemudian disuruh menunggu lagi hingga satu bulan lamanya.
“Selama satu minggu lebih, tiba-tiba kami di kasi tau lewat inbox atau WhatsApp, bilang saldo sudah ada atau masuk di rekening. Saat kami datang cek, yang ada malah saldonya masih kosong dan kemarin lagi cek ke bank itu saldonya cuma 300 ribu saja di rekening kami. Setelah itu, malam harinya kami kembali cek masih 300 ribu dan pagi esok harinya itu kami cek sudah tidak ada lagi saldonya. Ya, tadi tadi pagi kami cek saldo kosong, sudah tidak ada uang di rekening kami karena 300 ribu itu sudah ditarik kembali,” cetusnya.
“Masa kami kerja 20 hari di dua venue, baru di gaji cuma begitu, 300 ribu itu uang apa sebenarnya. Secara keseluruhan saya kerja selama 20 hari mulai dari 23 September hingga 15 Oktober saat penutupan PON XX, jadi honor yang harus saya terima itu sebesar 6 juta rupiah,”.
“Saya sangat kecewa dengan pembayaran honor yang tidak sesuai, jadi saya minta kepada bapa-bapa yang ada di PB PON XX Papua harus bayar sekarang ini juga. Kami tidak punya waktu lagi untuk besok atau lusa seperti bapa-bapa bilang kemarin ke kami, hari ini dan itu. Tapi, kami minta sekarang juga bayar hak-hak kami,” tukasnya. (ewako)**