SENTANI.tabloidpapuabaru.com,- Terkait dengan agenda pertemuan Rapat Koordinasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat dengan pengurus KONI se-Tanah Papua yang dihadiri oleh KONI Papua, KONI Papua Barat, KONI Papua Barat Daya, KONI Papua Pegunungan, KONI Papua Selatan dan KONI PapuaTengah, pada Selasa (20/6/2023) di Kantor KONI Pusat, Jakarta.
Dimana dalam Rakor tersebut membahas tenrang mutasi atau perpindahan atlet dari provinsi induk ke provinsi DOB, jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI, Aceh-Sumatera Utara (Sumut) 2024.
Rencana Pemindahan Atlit tersebut mendapat sorotan dari Korwil Ikatan Motor Indonesia (IMI) Biak Supiori, Erik Warikar. Ia memberikan apresiasi kepada KONI Papua karena telah melakukan Rapat Kerja antara Koni Papua dan KONI Pusat untuk melakukan perpindahan atlit ke DOB di Tanah Papua.
” Saya lihat atlit itu harus memberi ijin untuk dia harus pindah ke daerah Otonom Baru (DOB) seperti Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Selatan, Papua Barat Daya.
Betul itu sangat bagus artinya KONI sudah mengambil langkah-langkah dalam mekanisme yang sebebarnya.,” Ujarnya.
Ia akui kalau mau pindah maka harus ada rekomendasi dari koni. Namun kita kembali melihat lagi bahwa wadah Koni adalah wadah induk, yang mana induk ini memiliki beberapa cabor-cabor yang sudah terdata sejak PON tahun lalu.
” Memang betul Koni berhak mengeluarkan Rekomendasi, tetapi yang saya mau tekankan bahwa Koni harus mengkoordinasikan kepada cabor-cabor sehingga saat mengeluarkan surat perpindahan atlit-atlit tidak bermasalah serta dapat terlaksana dengan baik.” jelasnya.
Jangan nanti terkesan bekerja sendiri. ” Koni tidak bisa seenaknya mengeluarkan Rekomendasi untuk perpindahan atlit ke daerah otonom baru. Namun koni harus mengkoordinasikan kepada cabor-cabor yang ada,” ungkapnya.
Ia juga menekankan kepada setiap pengurus Cabor yang berada di bawah Koni Papua ini , harus aktif dan harus dibenahi pengurusnya semua.
Harus ada Rapat koordinasi antara atlit sehingga jelas, mana atlit yang bisa dilepas dan mana yang tidak. Karna cabor-cabor inilah yang punya atlit bukan Koni. Koni adalah induk, ini yang kita harus pilah, fungsi dan tupoksi apa, trus cabor-cabor ini apa…?
Ia tekankan kepada cabor, bahwa cabor berhak menentukan atlit mana yang akan koni keluarkan rekomendasinya pindah ke daerah Otonom baru,
Saya liat bahwa harus ditanya lagi kepada atlit atlit, dimana selama ini atlit ini berjalan seperti prifaiter dimana dia membentuk dirinya sebagai atlit, membutuhkan makan, minum dan lain-lain.
Lebih jauh Erick Warikar menuturkan bahwa Jangan kita menyusahkan atlit dan jangan karena nanti ada moment baru kita mulai bacakar, pasang bongkar atlit, ini yang harus kita pindahkan, ini yang harus kita tahan.
Kedepan menurt Erick, Atlit suda harus digaji, kesejahteraannya harus diperhatikan dengan baik.
” boleh kita bermain diregulasi tetapi kesehatan dan planing dari atlit tersebut harus diperhatikan.” Urainya.**