Pdt. Frans Mambrasar, S.Th, MM. : “ Penatua dan Syamas Hidup dengan Tuhan dan dipercayakan oleh Tuhan”.
Laporan : Mozes Baab
JAYAPURA. tabloidpapuabaru.com,- Temu Raya Majelis Jemaat wilayah A sampai dengan wilayah E Klasis Port Numbay resmi ditutup oleh BP Sinode GKI Di Tanah Papua, bertempat di gedung Gereja Harapan Abepura Senin, (12/6) malam.
Temu Raya Majelis Jemaat Se-wilayah E menjadi wilayah terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan tersebut dan ditandai dengan Ibadah bersama.
Ibadah dipimpin oleh Pdt. Frans Mambrasar, S.Th, MM. Dalam khotbahnya tersirat dalam kitab perjanjian baru Lukas, 4: 18-19, demikian bunyinya;
”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”.
Kaitan dengan pembacaan firman Tuhan ini, Pdt. Frans Mambrasar, S.Th,MM, mengatakan setiap Penatua dan Syamas yang setia melayani di GKI Di Tanah Papua adalah orang-orang pilihan dan setia mengikuti teladan Yesus maka akan memperoleh urapan Tuhan.
“ Roh Tuhan ada pada penatua dan syamas dan akan memperoleh urapan, yaitu berkat dan kekuatan yang Tuhan taru diatas kita skalian, maka ketika kita mengalami urapan atau yang kita sebut sebagai pengakuan sebagai penatua atau syamas maka pengakuan itu mengandung pemutusan dan berkat yang akan mengikuti sudara,” terangnya.
Penatua dan Syamas akan mengalami pembebasan dalam diri, yaitu pembebasan tutur kata, cepat tersinggung, marah, irihati dan lain sebagainya.
“kita harus membebaskannya supaya kita kaya, seorang penatua dan syamas harus kaya dalam roh , karena roh Tuhan ada padanya maka kata-katanya akan selalu keluar dengan berkat, sapahannya akan selalu keluar dengan berkat, pendengarannya akan selalu hadir dengan berkat. Roh Tuhan ada pada penatua dan syamas sehingga ia memimpin keluarganya dengan baik, doa-nya penuh kuasa dan orang mengalami kesembuhan, orang mengalami mujizat Tuhan, berkat Tuhan, oleh sebab itu hikmat dan bijaksana harus selalu diminta kepada Tuhan.”harapnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Pelaksana Temu Raya Majelis Jemaat Se-Wilayah E, Klasis GKI Port Numbay, Pdt. Idha Mayor, S.Th, MM, mengatakan bahwa Kegiatan Temu Raya Majelis Jemaat khususnya Se-Wilayah E adalah kegiatan yang sangat positif, dimana bertujuan untuk membangun kesehatian untuk pembaharuan GKI menuju gereja yang dewasa mandiri dan missioner.
“tujuan kegiatan ini juga untuk penjematan atau melakukan sosialisasi hasil-hasil keputusan sidang Sinode, XVIII di Waropen tahun 2022, dimana ada perubahan-perubahan pada gereja dan peraturan di tata ibadah GKI Di Tanah Papua, itu yang di bahas,” ungkapnya.
Untuk itu ia berharap agar para penatua syamas untuk bekerjasama dalam pelayanan di masing-masing jemaat.
“kami berharap para penatua dan syamas setelah kembali ke Jemaat masing-masing dapat berkerjasama dalam pelayanan di Jemat,” harapnya.
“kami lakukan sesuai pedoman dan juknis pelayanan, selain itu penyeragaman aras pendeta dan majelis jemaat sebagai pelaksana di basis bawah,” urainya.
Diketahui bahwa Wilayah E terdiri dari Jemaat GKI Harapan Abepura, Jemaat GKI Kairos Kampung Tiba-tiba, Emaus Lapas Abe, Marthen Luter Kamkey, Maramba Youtefa, Enwani, Betel tanah Hitam, Filadelfia Abe pante, Petra Nafri, Abara Enjros, Fiadolorosa Tobati, ditambah gabungan dari Wilayah D yang belum ikut, Alfa Omega, dan Mozes Kali Acai serta Sion padang Bulan.***