Sentani, InfoPublik/ – Pemerintah terus melakukan upaya memutus mata rantai dan penyebaran virus COVID-19, tak terkecuali di event nasional Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang saat ini sedang berlangsung, dan memasuki tahap akhir. Beberapa pertandingan bahkan telah selesai.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), dalam Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan PON XX 2021, secara virtual, di Jakarta, seperti dikutip dari RRI.co.id, Minggu (10/10/2021), jika beberapa pihak kini melakukan pengetatan, usai beberapa atlet dan ofisial kembali ke daerah masing-masing.
“Menkes menugaskan tim untuk tetap mengawasi atlet yang masih berada di Papua, dan tetap merawat jika ada atlet yang terpapar COVID-19, harus diisolasi dulu di Papua dan melakukan tes sampai hari kelima. Ini akan berlaku sampai H plus lima setelah Penutupan PON, termasuk untuk Kapal Isoter yang ada di Papua. Menhub agar tetap menugaskan sampai H plus lima,” kata Menko Airlangga.
Beberapa kementerian dan lembaga juga terlibat dalam proses pengetatan ini, di antararanya Kementerian Perhubungan, Kementerian Pemuda Olahraga serta Satgas COVID-19. Secara khusus mereka melakukan tugas dan mengawasi para Peserta PON yang masih berada di Papua sampai dengan H+5 setelah acara Penutupan PON pada 15 Oktober 2021 mendatang.
Mekanisme kepulangan atlet dan ofisial yang telah ditetapkan pemerintah yakni melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) sejak dari keberangkatan (sebelum penerbangan) dari Papua, untuk kemudian melakukan lagi Tes PCR setelah tiba di Bandara di daerah masing-masing.
Para atlet dan ofisial juga harus menjalankan karantina mandiri selama 5 hari di lokasi yang sudah disiapkan oleh Pemda masing-masing.
Namun, apabila Pemda tidak menyediakan, Satgas COVID-19 Pusat akan bekerja sama dengan Satgas COVID-19 Daerah serta KONI Daerah, yang akan menyiapkan tempat isolasi terpusat.
Pada kesempatan ini Menko Airlangga pun menekankan agar Menpora, Kasatgas COVID-19, Asops TNI/ Polri dan Ketua Umum KONI selaku Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah), mengawasi pelaksanaan Prokes secara ketat pada sisa pertandingan PON yang masih akan berlangsung sampai 15 Oktober 2021.
Berdasarkan data yang diterima RRI.co.id per 9 Oktober 2021, jumlah atlet yang terkonfirmasi COVI-19 di ajang PON XX sebanyak 43 atlet dengan tambahan kasus 2 orang pada 9 Oktober 2021 lalu. Sehingga total terdapat 45 atlet atau sekitar 0,45 persen dari total atlet dan ofisial sebanyak 10.066 orang.
Rincian kasusnya adalah sebagai berikut:
- Sedang dalam perawatan = 34 Orang (Kota Jayapura = 8, Kabupaten Jayapura = 13, Kabupaten Mimika = 1, dan Kabupaten Merauke = 12).
- Sudah Sembuh = 9 Orang (Kota Jayapura = 6; Mimika = 3).
- Tambahan Kasus Harian 9 Oktober 2021 = 2 Orang (Kota Jayapura = 1; Merauke = 1)
Lalu, ada 16 cabor (dari total 37 cabor) yang terdapat kasus COVID-19 dari atlet atau ofisialnya yakni Sepatu Roda, Bermotor, Cricket, Panahan, Catur, Taekwondo, Tennis, Judo, Softball, Sepak Bola, Sepak Takraw, Basket, Futsal, Wushu, dan Anggar.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Papua, Khairul Lie menegaskan penanganan atlet dan ofisial kontingen PON XX Papua yang terkonfirmasi positif COVID-19, cepat dan tanggap.
Tracing dijalankan dengan baik dan cepat, termasuk mekanisme pelacakan kontak erat yang dilakukan sesering mungkin.
Dari proses ini ditemukan kasus positif namun semua tanpa gejala, karena semua atlet sudah melakukan dua kali vaksinasi. Saat ini beberapa dari mereka diiisolasi di KM Tidar sebagai kapal isolasi terpusat yang bersandar di Pelabuhan Yos Sudarso Kota Jayapura.
Untuk Kabupaten Jayapura, capaian vaksinasinanya mencapai 59,45 persen jauh di atas rata-rata nasional. Dinkes menyediakan gerai-gerai vaksin di sekitar arena pertandigan dan puskesmas-puskesmas untuk pelayanan vaksin kepada masyarakat.
“Di Jayapura sendiri sekarang tinggal 9 kasus aktif, atau 0.01 dari total kasus 3092 kasus,” katanya.
Pemerintah kabupaten dikatakan Khairul memang bertekad menjaga konsistensi penerapan protokol kesehatan secara ketat selama penyelenggaraan pesta olahraga terbesar di tanah air ini berlangsung. Upaya-upaya pencegahan secara masifpun terus dilakukan.
Pemkab Jayapura memang telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat di setiap venue di kabupaten Jayapura sebelum penyelanggaraan berlangsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyebaran COVID-19 karena PON dilaksanakan di saat pandemi.
Pemerintah Kabupaten juga melaksanakan sistem buble yaitu, semua kontingen diminimalisir untuk tidak banyak melakukan perjalanan di luar venue pertandingan.
Saat masuk arena pertandingan, kata Khairul telah dilakukan screening kepada penonton. Bahkan setiap atlet dan perangkat pertandigan harus sudah rapid antigen H-1.
“Kalau dari mereka ditemukan kasus reaktif, maka dilanjut ke PCR, dan tidak boleh berada di arena pertandingan,” kata Khairul.
Namun begitu ia mengakui karena pelaksanaan PON XX dilakukan saat pandemi, maka temuan kasus positif tidak bisa dihindari. Yang paling penting dari itu adalah bagaiaman kecepatan dan ketepatan seluruh lembaga terkait dalam mendeteksi sedini mungkin virus COVID-19.
Sejauh ini seluruh pertandingan pada PON XX Papua dilaksanakan dengan protokol kesehatan sangat ketat, baik bagi atlet, ofisial, maupun penonton. Seluruh lomba dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat dan mereka harus mengikuti kebijakan menempati hanya 25 persen dari kapasitas total tiap venue.
Agar dapat memasuki arena lomba, setiap penonton wajib menunjukkan kartu vaksin telah disuntik dosis pertama dan kedua. Kemudian harus memakai masker selama menonton lomba serta menjaga jarak.**
Foto: Antara