JAYAPURA.TABLOID PAPUA BARU.COM,- Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Provinsi Papua mendorong kualitas pergerakan komoditas logistik melalui tol logistik , yang mana merupakan bentuk kehadiran pemerintah seperti tol laut, tetapi berada di ruas jalan trans Papua.
“MTI bersama legislatif, sebenarnya mendorong kualitas pergerakan komoditas logistik yang memberi dampak bagi masyarakat lokal, “ungkap Ketua MTI Papua, Dr. Petrus Bahtiar, ST, MT kepada media ini via ponselnya, Kamis (23/9).
Dikatakan, pihaknya memberi suport dan mengapresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua dan DPRP, khususnya Komisi IV DPRP yang terus mendorong perbaikan kualitas konektivitas antar moda, untuk terus meningkatkan pergerakan logistik.
“Utamanya daerah-daerah yang sedikit terisolir geografis seperti pegunungan, kita juga mendorong pergerakan barang melalui trans Papua, sepanjang 361 km, khususnya trans Papua, Jayapura-Wamena yang sudah mulai fungsional itu bisa dilirik oleh semua pihak baik eksekutif pusat dan daerah, (sehingga) ini bisa kita dorong keterlibatan banyak pihak,”katanya.
Menurutnya, pergerakan logistik diharapkan memberikan dampak terhadap masyarakat lokal yang dilewati oleh ruas tersebut, sehingga mendorong pertumbuhan simpul-simpul ekonomi baru berbasis kampung.
“Seperti contoh ruas Jayapura-Wamena yang saat ini ramai dilewati oleh kendaraan-kendaraan yang mengangkut logistik dari Jayapura ke wilayah pegunungan melalui Wamena, kemudian ke daerah sekitarnya, “imbuh Petrus.
Saat kendaraan tersebut balik, lanjut Petrus, truk pengangkut dalam kondisi kosong, sehingga memicu komoditas khas masing-masing daerah yang dilewati ruas tersebut baik dari tingkat kabupaten sampai ke kampung, dimana bisa menjadi bahan untuk diangkut dan didrop ke Jayapura.
“Jika ditangani lintas sektor maka komiditas yang didaerahnya dilewati itu (ruas 361 km) bisa menjadi bahan untuk didrop dan diolah dan bisa menjadi komoditi balik untuk diantar pulaukan juga menggunakan tol laut, (sehingga) kalau tercipta dengan baik, maka terciptalah konektivitas yang kita harapkan dan juga memberi dampak kepada masyarakat kita, itu harapan dari MTI, “lanjutnya.
Menyoal upaya peningkatan konektivitas dari pemerintah pusat, Petrus menyebutkan layanan tol laut pada trayek T-19 lintas Papua menjadi kunci sukses penyerapan dan distribusi beras, yang mensuplai beras dari Merauke ke Jayapura.
“Upaya sudah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan sudah dilakukan baik untuk tol laut, tetapi untuk moda darat harus terkoneksi dengan baik. Sampai sekarang kita tahu bahwa dalam 10 tahun terakhir, Jalan Kemiri- Depapre dalam kondisi rusak, sehingga kurang memadai dalam menunjang pergerakan logistik dari dan ke pelabuhan peti kemas Depapre,”sebutnya.
Ditambahkan, dengan koordinasi antara pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Jayapura dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII (BBPJN XVIII) Jayapura, maka tahun depan jalan tersebut sudah dibangun kembali.
“Jalan tersebut, sudah dialihkan statusnya menjadi ruas nasional yang dibiayai oleh APBN, paling tidak untuk 2022, ruas jalan sudah bagus, (sehingga) konektivitas antara darat dan laut lewat simpul dermaga peti kemas Depapre bisa berjalan dengan baik, “pungkasnya. (Yan)**