JAYAPURA.PAPUA BARU.COM,- – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyarankan agar setiap masyarakat Papua yang ingin menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar menjadi PMI yang bekerja secara legal dan aman, tentu melalui institusi resmi seperti BP2MI, karena jika nekat secara unprosedural, dipastikan membahayakan nasib PMI itu sendiri.
Oleh sebab itu, BP2MI secara rutin terus mensosialisasikan kepada masyarakat. Hal ini terungkap dalam sosialisasi penempatan dan perlindungan PMI dengan tema “Peluang Kerja Luar Negeri dan Berimigrasi Secara Aman” yang dilaksanakan di Auditorium Universitas Ottow Geisler Papua, Kotaraja Dalam, Kota Jayapura, Rabu (13/10).
Deputi Bidang Penempatan dan Perlindungan Kawasan Asia Afrika, BP2MI, A. Gatot Hermawan,S.H,M.H mengungkapkan bahwa melalui kegiatan yang digelar oleh pihaknya, diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat Papua, khususnya generasi muda Papua yang berminat sebagai PMI.
“Jika ada yang berkeinginan untuk kerja di luar negeri, tentu kami memberikan peluang untuk bagaimana mempersiapkan diri dengan baik, dia harus mendaftar dimana, apa yang harus dipersiapkan, tentu melalui kami, mereka harus berangkat resmi dan pulang juga resmi, dan tentu pulang sebagai juragan,”ungkapnya.
Menyoal minat masyarakat Papua untuk bekerja di luar negeri,Gatot menyebutkan jika ada minat tentu harus mempersiapkan diri dengan baik selain life skill juga harus ditunjang dengan kemampuan dalam berbahasa, dalam hal ini bahasa inggris.
“Kalau dari Papua, memang di data kami ada, tetapi belum banyak, data di system kami, memang terdaftar juga warga dari Papua yang kerja diluar negeri,”sebutnya.
Gatot juga mengapresiasi rekomendasi yang disampaikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ottow Geisler Papua yang meminta dibukanya perwakilan BP2MI di Papua, atau yang biasa disebut dengan Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (P4TKI).
“Mereka meminta semacam ada kantor, tentu dengan rekomendasi ini sangat baik, karena bagaimana kita juga harus menjangkau dan menfasilitasi semua warga Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, ini nanti jadi atensi dan disampaikan kepada pimpinan kami, sewaktu kami kembali ke Jakarta,”bebernya.
Dirinya juga melihat potensi PMI asal Papua lebih cocok untuk bekerja di bidang manufaktur, perkebunan dan beberapa bidang lainnya terutama di negara-negara yang membutuhkan seperti Jepang dan Korea Selatan.
“Kami juga mengapresiasi dan berterima kasih karena sudah diberikan kesempatan untuk memberikan sosialisasi disini,”tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPW Barikade 98 Provinsi Papua, Yulianus Dwaa,SKM menjelaskan bahwa perkembangan global yang mendesak membuat anak-anak Papua harus berpikir bagaimana bisa mengeksplor kemampuan untuk bekerja di luar negeri, tidak hanya berpikir untuk bekerja di Papua.
“Teman-teman di Papua, sudah harus berpikir kedepan kita sudah harus memasuki pasar kerja, yang didominasi oleh siapa yang menguasai IT dan mengetahui informasi global, maka sudah bukan waktunya lagi, kita duduk dan terus berbicara tentag Otsus dan lain sebagainya. Kita sudah harus berpikir bagaimana bisa Go Internasional,”jelasnya.
Dirinya mengajak generasi muda Papua untuk bangkit, serta menangkap peluang yang sudah diberikan oleh negara melalui institusi resmi yang menangani tentang pekerja migran dalam hal ini BP2MI.
“Kita boleh berbangga tentang sumber daya alam, tetapi pada akhirnya nanti sama dengan saudara-saudara kita di Afrika, habis juga, apakah kita harus terus berbangga seperti mereka, kita harus sadar bahwa sesungguhnya kita itu lemah,”sebutnya.
Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada BP2MI yang sudah bisa membuka ruang, untuk menfasilitasi generasi muda Papua, untuk bisa memiliki akses ke luar negeri untuk bekerja.”Nah seperti kata pak deputi tadi, bekerja diluar pulang jadi juragan, saya pikir dia kembali dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi saudara-saudara yang lain,”katanya lagi.
Krisis lapangan kerja di Papua, ujar Yulianus Dwaa, ketidakmampuan pemerintah daerah dalam mengklasifikasi potensi-potensi yang ada di Papua.
“Kalau fokus saya pikir tidak (krisis lapangan kerja), kita kirim sekolah hukum di Jawa, di luar negeri, tetapi di Uncen ada, nah seharusnya kita harus melihat sector-sektor yang memiliki hubungan langsung dengan potensi daerah. Nah kita juga harus prioritaskan generasi muda Papua yang memiliki kemampuan untuk kuliah keluar, jangan yang kemampuan pas-pasan tetapi karena anak pejabat disekolahkan, pulang tidak buat apa-apa, ini jadi perhatian penting dari kita di Barikade 98,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua BEM Universitas Ottow Geisler Papua, Apilius Homer menyampaikan terima kasih kepada BP2MI yang telah memberikan gambaran kepada generasi muda Papua, untuk memahami bagaimana bisa kerja di luar negeri secara legal dan aman.
Pihaknya juga menyampaikan rekomendasi kepada BP2MI untuk membuka perwakilan di Papua, dengan kantor P4TKI (Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI), yang telah dibuka juga di beberapa provinsi lain di bumi pertiwi.
“Yang berikut terlepas dari itu, kami juga memberikan apresiasi kepada senior-senior kami yang bisa hadir dan memberikan materi tentang bagaimana kita bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi peluang kerja kedepan seperti apa,”pungkasnya. (Yan)