Laporan : Mozes Baab
JAYAPURA.tabloidpapuabaru.com,- Sinode GKI Di Tanah Papua menggelar Pelatihan Fasilitator Pendidikan Politik bagi Warga Gereja dengan tujuan peran gereja dalam memberikan informasi yang benar dan pendidikan politik yang baik kepada warga jemaat dan menciptakan kedamaian serta kenyamanan menjelang Pemilu Tahun 2024.
Pemateri pada kegiatan itu adalah Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom didampingi Wakil Ketua II Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt.Gustav Wutoy dan dipandu oleh Pdt, Dora Balubun.
Kegiatan tersebut diikuti oleh para pendeta, pimpinan lembaga GKI, Mahasiswa STT GKI dan warga GKI. Berlangsung di Hotel Horison Padang Bulan Kota Jayapura, Rabu,(18/10/2023).
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom, M.Th, saat diwawancarai media online ini usai memberikan materi mengatakan bahwa, PGI ikut berkontribusi dalam negara dengan menyuarakan suara kenabian, kedamaian dan kenyamanan bagi masyarakat.
Berkaitan dengan agenda negara yaitu pesta demokrasi pemilihan umum yang akan digelar pada 2024 mendatang, maka menjadi kewajiban gereja untuk memberikan pendidikan Politik yang baik bagi warga gereja sehingga warga kereja benar-benar dapat menggunakan hak suaranya sesuai dengan hati nuraninya.
“saya berbicara tentang bagaimana Gereja bersikap dalam menghadapi situasi politik saat ini baik itu pemilihan legislative, pemilihan bupati atau walikota dan pemilihan presiden dan wakil presiden (pilres) Tahun 2024 dengan memberikan kedamaian dan kenyamanan,”terangnya.
Lebih jauh, Ketua PGI menyebutkan bahwa Pemilu tinggal beberapa bulan lagi artinya suda diambang pintu untuk itu tujuan pertemuan ini juga untuk mempersiapkan para pendeta dalam mempersiapkan warga jemaatnya menjadi pemilih yang cerdas dan handal.
Sementara itu ketika disinggung soal Gereja tidak boleh berpolitik Praktis, Dengan tegas Ketua PGI mengatakan Gereja tidak mengikuti atau melakukan politik Praktis. Pemilu ini kan satu langkah mempersiapkan dan memilih para pemimpin kita kedepan yang berjiwa baik, jujur dan takut Tuhan. Keterpilihan seseorang untuk menjadi pemimpin kedepan itu sangat menentukan dalam proses-proses mensejahterakan masyarakat.
Nah tugas gereja salah satunya adalah mensejahterakan masyarakat, oleh karena itu gereja punya kepentingan dengan pemilu ini supaya berjalan baik. Inikan juga tanggungjawab masyarakat supaya bagaimana pemilu ini berjalan dengan baik.
Dan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang bertanggungjawab, menggunakan kekuasaannya untuk kesejahteraan masyarakat. Itulah sebabnya mengapa gereja harus terlibat memberikan kontribusi bagi tahapan atau proses-proses politik ini.
“sekali lagi gereja dalam kegiatan ini tidak berpolitik, “kita tidak sedang berpolitik , kita sedang mempersiapkan warga untuk menjadi pemilih yang baik, mempersiapkan warga untuk menjadi politisi yang baik, kalau dia mencalonkan diri sebagai anggota lesgislatif, bukan Gerejanya ikut berpolitik, jadi kita harus bedakan politik Praktis dan politik moral, dimana politik praktis itu adalah lembaga tertentu yang menggunakan basisnya untuk berupaya merebut kekuasaan, nah gereja tidak ikut disitu,” Terangnya.
Yang diikuti gereja adalah politik moral. Politik moral adalah terdiri dari dua hal, pertama pempersiapkan warga gereja menjadi politisi yang handal dan mempersiapkan warga gereja untuk menjadi pemilih yang cerdas menggunakan hati Nurani dan juga Gereja ikut menentukan arah perjuangan bangsa dengan memberi suara-suara kenabian, itu yang kita maksudkan dengan Politik Moral.
Disebutkan bahwa warga gereja atau anak-anak GKI yang ikut dalam kanca perpolitik (caleg), itu dalam kapasitas individu mewakili Partai, mereka tidak mewakili gereja.
“pada bagian ini tentunya kita senang, kita gembira bahwa ada anak-anak Tuhan anak-anal gereja yang ikut serta dalam pesta demokrasi. Pertanyaannya adalah apakah selama ini gereja mempersiapkan mereka, kan itu persoalannya. Kita mau kedepan gereja juga mendampingi mereka mempersiapkan mereka supaya kalau terpilih mereka betul-betul menjadi seorang politisi yang bertanggungjawab,” Bebernya.
Diakhir wawancara, Ketua PGI menghimbau kepada seluruh warga GKI Di Tanah Papua untuk dapat menyalurkan hak suaranya dengan baik pada pilpres 2024 mendatang. Ia juga menghimbau kepada warga gereja atau anak-anak GKI yang maju sebagai anggota legislative untuk tetap berusaha berjuang dengan cara-cara yang baik.
“ saya harap selama masa proses-proses pemilihan jadilah kontestan yang baik. Tidak menciderai proses-proses demokrasi , tidak blek kempein tidak menjelek-jelekkan yang lain tetepi dia sungguh-sungguh menunjukan kwalitas dirinya itu pada saaat masa kampaye dan kalau suda terpilih kita berharap bisa mengawal proses-proses legislasi di parlemen, mereka sungguh-sungguh memproduksi Undang-undang peraturan yang baik untuk masyarakat, mereka betul-betul menyuarakan aspirasi masyarakat, tidak demi kepentingan dirinya semata, atau Partainya , tetapi lebih kepada kepentingan masyarakat dengan demikian saya pikir Tanah Papua makin sejahtera,” Tutupnya.**