JAYAPURA. tabloidpapuabaru.com,- Kepala Suku Keret Besar Sroyer di Kabupaten Biak Numfor, Mananwir Semuel Sroyer sangat menyayangkan peryataan calon gubernur Papua , Benhur Tomi Mano (BTM) yang dalam orasi politiknya saat melakukan Kampanye tatap muka dan dialog bersama warga perumahan Organda Padang Bulan, Kota Jayapura Sabtu, (12/10), secara terbukti dan terang-terangan menyerang suku atau keret Sroyer.
Hal itu terbukti dari video viral yang beredar luas di media social, baik di group Watshaap, Facabook, twitter, Ig dan lainnya.
Pernyataan cagub BTM tersebut ental alasannya apa, tetapi telah membuat gaduh kehidupan social adat dan budaya orang Papua, khususnya suku Biak dimana saja berada.
Dalam video yang berdurasi 1 menit itu Calon Gubernur Papua Benhur Tomi Mano dengan nada keras dan sedikit emosi menyebutkan “ kau Sroyer bicara apa disini,, kau siapa, kau siapa,,,??? jangan main-main dengan saya , jangan larang saya masuk di saya pu tanah ini, ini negeri saya,, ini rumah saya, kau siapa..??
Kepala Suku Keret Besar Sroyer di Biak, Mananwir Semuel Sroyer melalui rilis resminya menegaskan bahwa pihaknya akan melaporkan BTM ke pihak penyelenggara pemilu baik Bawaslu, panwas dan KPU, karena pernyataan tersebut telah melanggar kode etik dalam berkampanye.
“ kami tidak simpati. Masa Benhur Tomi Mano seorang anak adat Tabi yang selama ini dikenal nasionalis menjaga tolerasi antara umat beragama, adat dan budaya semua suku di tanah Tabi, seorang tokoh anak tabi yang dikenal menjadi tumpuan dan panutan bagi suku Tabi lain , kok bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu, “ ungkap Mananwir Semuel Sroyer prihatin.
Mestinya Benhur Tomi Mano berkampanye atau sosialisasi visi dan misi, program kerja yang ditawarkan kepada masyarakat dengan santun, sehingga masyarakat Kota Jayapura bisa tertarik memberikan dukungan.
“ terus terang kami terganggu, kami punya harga diri jauh lebih penting, untuk itu kami akan tuntut BTM sampai ke hukum mana pun, beliau harus mempertanggungjawabkan kata-kata yang keluar dari mulutnya langsung ke keluarga atau marga Sroyer, jika tidak saya mau sampaikan bahwa BTM tidak akan kampanye di Biak, kami akan tutup. ” tegas Mananwir Sem.
Sementara pernyataan lain dari BTM yang menyebutkan bahwa, Tabi itu bukan tanah kosong, ini tanah saya , ini negeri saya, dll, Semuel menuturkan bahwa peradaban orang Jayapura suku tabi ini ada karena ada orang Biak.
Suku Biak adalah suku yang menjunjung tinggi toleransi dan sangat dihargai, dihormati sama seperti suku lain di tanah Papua. Untuk itu dengan melihat pernyataan dari BTM ini, maka saya menegaskan bawha BTM harus segera meminta maaf kepada suku atau keret Sroyer.
Ini momentum politik sehingga siapapuan silahkan saja bebas memilih sesuai dengan hati nuraninya masing-masing. Tetapi kata-kata Sroyer ini benar-benar menyentuh langsung perasaan sebagai mananwir atau kepala suku keret, untuk itu saya tidak setuju.
Ia juga mengingatkan pihak gereja terutama GKI di tanah Papua dan Dedominasi gereja lain di tanah Papua untuk tidak interfensi atau terprofokasi dengan situasi politik dengan menginterfensi orang lain untuk mendukung atau menyebut bahwa bapak Tomi Mano adalah warga GKI. Tidak boleh itu, gereja tugasnya mengurus umat tidak bermain politik. ***