SUPIORI. PapuaBaru.Com,- Perayaan HUT pekabaran injil (PI) ke-113 di Maudori Supiori, menjadi hari istimewah bagi Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th.
Betapa tidak, dalam menyampaikan sambutannya usai ibadah syukur memperingati hari bersejarah tersebut, Pdt. Andrikus Mofu yang didampingi isteri, Ny. S. Mofu, dengan lantang mengungkapkan, secara pribadi menaikkan puji syukur pada Tuhan karena dimasa menjalankan tugas sebagai ketua sinode, untuk pertama kali dirinya menginjakkan kaki di tempat bersejarah, pusat peradaban masuknya injil di Supiori.
Jelas dia, refleksi firman Tuhan yang disampaikan dalam ibadah syukur perayaan HUT PI ke-113, memberi catatan tegas bagi semua orang bahwa dunia boleh berubah, dunia boleh berada dalam situasi kondisi apapun, tapi firman itu kekal.
“Saya ingatkan kita sekali lagi, firman itu kekal. Hari ini dan minggu-minggu ini, kita masih berada pada peringatan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus,” ungkapnya.
Memasuki minggu-minggu penampakkan, bilang Pdt. Andrikus, atau minggu-minggu teofani ini, mengingatkan kepada semua orang supaya terus mengimani peristiwa Paskah, peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, dirinya sampaikan selamat Paskah juga kepada semua.
Rasul Paulus dalam I Korintus 15:14 berkata, jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah iman kami. Sekali lagi, jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah iman kami. Sesungguhnya Kristus telah dibangkitkan, maka kita orang-orang yang sangat berbahagia,” terang dia.
Lanjutnya, peristiwa injil masuk di Tanah Papua, 5 Februari 1855 oleh kedua rasul Papua, Ottow dan Geissler. Kemudian ditandai lagi dengan peristiwa injil yang masuk di Maudori, semua dapat mengatakan ini hal yang luar biasa.
“Seorang doktor teologi, Hers menulis, peristiwa-peristiwa injil seperti ini adalah keajaiban dari Tuhan. Siapa pernah mengira di Papua ini akan tiba injil Tuhan yang dibawa oleh kedua rasul, Ottow dan Geissler,” jelas Pdt. Andrikus Mofu.
Siapa juga pernah mengira, sambung dia, seorang tawanan budak yang dibawa dari kampungnya secara paksa, kemudian dibawa ke Mansinam dan kembali menjadi saksi di sini (Maudori, red).
“Peristiwa injil itu pula yang melahirkan hari ini, orang-orang hebat yang ada di Papua. Tetapi saya juga yakin dan percaya yang ada di pulau para Manbri ini,” ucap dia.
Pdt. Andrikuspun mengungkapkan, karena itu, saat menyampaikan khotbah di Jemaat GKI Pniel Korem, Distrik Biak Utara, Minggu (25/4) kemarin, diambil bagian bacaan firman Tuhan di dalam Mazmur 108:14. Bagian ini dikatakan, karena disana dikatakan oleh pemazmur, dengan Dia, dengan Allah, kita akan melakukan perbuatan-perbuatan yang luar biasa. Hanya dengan Allah.
“Kalau tidak dengan Allah, siapa saya. Kalau tidak dengan Allah, siapa bupati, juga bupati Supiori terpilih. Siapa kita yang ada duduk di sini, kalau bukan dengan Allah. Karena itu sekali lagi, sebagai orang-orang yang punya kesadaran spiritual, hari ini kita menjaga dan terus merawat benih-benih injil yang telah diwartakan dan ditaburkan di atas tanah ini,” jelasnya jauh.
Kisah dia menambahkan, Kamma menulis dalam bukunya, “Ajaib Di Mata Kita”. Siapa menyebut Papua, dia menyebut injil. Dan siapa menyebut injil di atas tanah Papua, dia harus menyatakan pemberontakkan, perlawanan terhadap kuasa kegelapan.
“Saya bertanya bagi kita semua, apakah hari ini tergerak di dalam batin sanubari kita. Tergerak untuk melawan segala hiruk pikuk kuasa kegelapan yang sudah datang untuk menghantui kita,” tandas Pdt. Andtikus Mofu.(Andi/Mozes)