KARUBAGA TABLOID PAPUA BARU.COM,- Alat kontrasepsi digunakan untuk menjaga jarak kehamilan,dengan demikian, penggunaan alat kontrasepsi juga dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi karena jarak kelahiran yang terlalu dekat atau terlalu sering.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Lowis genongga,STh melalui Kabid Kependudukan dan Keluarga Berencana Dece Pagawak usai kegiatan Pengelolaan Operasional dan Sarana di Balai Penyuluhan KKBPK Karubaga senin,23/8/2021 pekan lalu.
Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang tersedia, selain IUD atau KB spiral, kondom, kontrasepsi oral, cincin vagina, dan koyo hormon. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, baik dalam hal kenyamanan, potensi efek samping, dan efektivitas pencegahan kehamilan. Lantas bagaimana dengan pil KB? Menurut Kabid Kependudukan dan Keluarga Berencana Dece Pagawak,cara kerja pil KB bergantung dari kandungannya, yaitu versi sintetis dua hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh wanita,estrogen dan progestin. Kedua hormon ini mengatur siklus menstruasi wanita, dan tingkat naik-turun hormon ini memainkan peran penting dalam kehamilan.
Pil kontrasepsi ini tersedia dalam dua jenis, pil kombinasi (mengandung progestin dan estrogen) dan pil mini (hanya progestin). Hormon yang terkandung dalam pil bekerja dalam tiga cara untuk mencegah kehamilan terjadi. Pertama, mencegah indung telur kita untuk melepas sel telur agar tidak terjadi proses pembuahan”. Ujar Dece pagawak.
“ada dua jenis pil KB yang sering digunakan, yaitu pil kombinasi dan pil mini,pil kombinasi Kebanyakan pil KB adalah ‘pil kombinasi’ yang mengandung kombinasi dari hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah terjadinya ovulasi, yaitu proses terjadinya pelepasan sel telur selama siklus bulanan. Seorang wanita tidak dapat hamil jika ia tidak berovulasi karena tidak ada sel telur yang dapat dibuahi”. Ujar Dece pagawak.
Dikatakannya Pil KB ini juga berfungsi dengan menebalkan lendir dan sekitar serviks, yang semakin mempersulit sperma untuk memasuki uterus dan mencapai sel telur yang sudah dilepas. Hormon di dalam pil ini terkadang juga dapat berdampak pada uterus, mempersulit sel telur untuk menempel pada dinding uterus.
Jenis lain dari pil KB yang dapat mengubah frekuensi menstruasi adalah pil progesteron dosis rendah atau disebut “pil mini”. Tipe pil kontrasepsi ini berbeda dari pil lain yang hanya mengandung hormon progesteron atau yang mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron.
Pil ini bekerja dengan mengubah lendir serviks dan dinding uterus, dan terkadang dengan mempengaruhi ovulasi. Namun, pil mini ini bisa jadi kurang efektif dalam mencegah kehamilan dibanding pil kombinasi.
“pil mini juga dikonsumsi setiap hari tanpa jeda. Seorang wanita yang mengonsumsi pil mini mungkin saja tidak mengalami menstruasi sama sekali atau tetap menstruasi tapi tidak teratur. Pil mini juga harus dikonsumsi pada saat yang sama setiap harinya, tanpa melewatkan dosis”. JelasNya.
Maka dari itu Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana melalui bidang Kependudukan dan Keluarga berencana memberikan pengargahan kepada beberapa kelompok binaan yang selalu memberikan laporan. Saat ini dua kelompok menerima pengargahan uang pembinaan sebesar 10 juta bagi dua kelompok di kota Karubaga,selain dua kelompok itu beberapa titik pembinaan akan menerima pengargaan yang sama,apabila laporannya lengkap dan lancar.
Dijelaskannya kelompok yang menerima pengargahan uang pembinaan ini bagi mereka yang mulai mengonsumsi pil KB setelah mendapatkannya, dengan kata lain boleh memulai menggunakannya kapan pun, bahkan di tengah siklus menstruasi. Namun, waktu mereka terhindar dari kehamilan bergantung pada kapan mereka memulai menggunakannya. Ditambah lagi, jenis pil yang mereka gunakan juga menentukan.
“mereka yang mengonsumsi secara konsisten dan mengikuti arahan pasti berhasil. Bagi seseorang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang menjalani pengobatan lain. Tidak hanya itu, jika Anda sedang mengonsumsi suplemen herbal yang dapat mengintervensi kinerja pil kontrasepsi tidak dianjurkan untuk ikut program ini”. ImbuNya.
Pil KB aman digunakan oleh sebagian besar wanita. Wanita muda yang bisa selalu ingat untuk mengonsumsi setiap hari dan menginginkan proteksi sempurna dari kehamilan dapat menggunakannya. Namun, tidak semua wanita dapat menggunakan alat kontrasepsi ini. Pil KB tidak direkomendasikan bagi wanita yang memiliki berat badan berlebih. Begitu pula dengan wanita yang telah berusia 35 tahun dan juga merokok.
Ditambahkannya berbagai manfaat bisa diperoleh dari Pil KB ini dapat mengurangi jumlah aliran darah saat menstruasi. Jumlah darah yang hilang memainkan peran penting untuk mencegah anemia defisiensi besi. Selain itu sekitar 70-90 persen pasien melaporkan peningkatan kondisi dari payudara fibrosistik melalui terapi kontrasepsi oral.
Kontrasepsi hormon oral adalah jenis kontrasepsi terbaik bagi wanita yang berada dalam risiko tinggi akan kehamilan ektopik, kondisi mengancam nyawa.
“meskipun mungkin akan memakan waktu 2-3 bulan untuk bisa hamil setelah menghentikan konsumsi pil KB, bukan berarti penggunaanya memengaruhi kesuburan. Artinya, Anda tetap bisa hamil jika Anda menghentikan penggunaannya”. Kata Dece pagawak. (Diskominfo Tolikara)*