SUPIORI. PapuaBaru.Com,- Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th didampingi anggota BP Am Sinode GKI Wilayah III, Pdt. Michael M. Kapisa, M.Si Teol dan Ketua Klasis Supiori Selatan Pdt. Beatriks D. M Nibaely, S.Th, Senin (26/4) malam kemarin mendatangi Mako Polres Supiori, usai menghadiri perayaan HUT PI ke-113 tahun di Kiamdori Distrik Supiori Utara, kabupaten Supiori.
Kedatangan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua pada Mako Polres Supiori, menyikapi sikap dan tindakan tegas yang diambil oleh institusi kepolisian tersebut, yaitu dengan telah membubarkan kelompok ajaran agama yang dinilai sesat, Selasa (20/4) pekan kemarin di Kiamdori Distrik Supiori Barat, Kabupaten Supiori.
Dikonfirmasikan usai melakukan pertemuan bersama Kapolres Supiori, AKBP. Moh. Darotdjat Daimboa, S.Pd beserta jajaran Satuan Reskrim, Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th menjelaskan, pertemuan tersebut guna membicarakan penanganan dan penanggulangan tentang beberapa aliran yang dikelompokkan sebagai aliran sesat, yang bukan saja di Supiori, tapi juga di Biak.
“Sebagai pimpinan Sinode, kami sangat berharap dan berkoordinasi juga dengan pihak Polres supaya langkah-langkah tindakan untuk membatasi gerakan ini segera kita lakukan,” ungkapnya.
Kata dia, karena dampaknya itu langsung kepada masyarakat, merugikan. Bahkan ada korban-korban yang sebenarnya ini kalau diteliti sangat luar biasa. Itulah sebabnya, pihaknya ikut mendukung Polres Supiori karena ini ada masalah-masalah hukum yang dilakukan.
“Koordinasi dilakukan juga dengan pemerintah kabupaten Biak Numfor, tapi juga yang lain. Saya lihat ini juga terjadi dimana-mana,” beber Pdt. Andrikus.
Itulah sebabnya, lanjut dia, pihaknya berharap ada langkah-langkah tegas yang dilakukan bersama-sama, tetapi juga tentu tanggung jawab gereja perlu dilakukan dalam pembinaan umat ini.
“Himbauan kepada masyarakat agar tetap melakukan aktifitas sehari-hari yang positif. Jangan masyarakat terpancing, terprovokasi dengan berbagai hasutan dan juga ajaran-ajaran yang bisa merugikan diri mereka sendiri tapi juga merugikan orang lain,” singkatnya tegas.
Sebelumnya, pada penghujung acara syukuran perayaan HUT PI ke-113 tahun tersebut, Kapolres Supiori, AKBP. Moh. Darotdjat Daimboa saat memberikan arahan dihadapan para tamu undangan, mengungkapkan bahwa sebagai pimpinan institusi kepolisian di Supiori yang baru melaksanakan amanah dan tanggung jawab yang diberikan, dan mewakili kesatuannya, tidak bisa melangkah sendiri.
“Terutama dalam menjaga masyarakat. Selain tugas kita melindungi, mengayomi, melayani, menegakkan hukum dan menjaga kamtibmas, semuanya tidak bisa berjalan sendiri,” ungkap Darotdjat.
Sambung Mantan Kapolres Nduga ini, pihak kepolisian sangat mendukung partisipasi dari berbagai elemen, baik itu masyarakat sendiri, gereja dan instansi terkait.
“Untuk itu kedepannya, saya berharap mungkin dengan moment-moment tertentu. Atau kegiatan-kegiatan lain, kita bisa lebih kompak bersama-sama,” harapnya mengajak.
Terutama, tambah Darotdjat, yang mengarah untuk membina, mendidik, membangun dan menjaga masyarakat.
“Sekali lagi saya sangat mengharapkan partisipasi dari seluruh elemen. Apabila kehadiran saya yang terhitung satu bulan sepuluh hari, ada yang dirasa oleh masyarakat kelewatan atau bagaimana, saya secara pribadi dan mewakili kesatuan, lebih dan kurangnya saya mohon maaf,” tandasnya singkat.(Andi/Mozes)