“Sehingga harapan saya ada pemuda pemuda di keerom yang mempunyai bakat dan talenta seperti Trio Cartenz dan Anafre untuk bisa memuji Tuhan, dan juga agar suatu saat bisa melegenda seperti ini”ujarnya.
JAYAPURA.tabloidpapuabaru.com,- Bupati Keerom, Pieter Gusbager, S.HUT,M.MUP, sangat mengapresiasi grup musik Trio Cartenz dan Anafre pada saat mengisi lagu lagu pujian sebelum dimulainya Sidang IV Klasis GKI Keerom, karena melalui suara suara yang sangat merdu dan khas Papua.
Pieter Gusbager menyampaikan melihat sidang klasis GKI Keerom lima tahun lalu dengan hari Ini lebih semarak ada inovasi dan kreativitas yang lebih baik ini adalah sesuatu yang positif.
“Saya berharap bahwa gereja lewat Jemaat dan juga lewat anak-anak GKI memiliki potensi-potensi melalui tarik suara, seni kreasi dan budaya yang sesungguhnya, itu bisa dikonversi bukan hanya untuk kerja kerja di gereja tetapi juga untuk hiburan juga daya tarik tersendiri untuk pariwisata dan juga ekonomi kreatif, sehingga karya karya seperti ini harus kita hargai harus dukung sehingga anak-anak muda mau berkarya dan berprestasi”ucap Pieter saat mengikuti pembukaan sidang IV klasis Keerom di Jemaat GKI Eklesia Dukwiya, Arso 8 Keerom, Kamis (13/10).
Pieter menambahkan, bila kita melihat Trio Cartenz dan Anafre ini mereka grup musisi atau juga penyanyi yang sudah melegenda di tanah Papua dan menjadi bagian dari tarikan nafas orang Papua, “Sehingga harapan saya ada pemuda pemuda di keerom yang mempunyai bakat dan talenta seperti Trio Cartenz dan Anafre untuk bisa memuji Tuhan, dan juga agar suatu saat bisa melegenda seperti ini”ujarnya.
“Sidang IV klasis keerom GKI di tanah Papua ini bagi saya ada sesuatu yang lain hari ini dengan menghadirkan Trio Cartenz dan Anafre membawa warna lain dan ini menurut saya sesuatu inovasi yang cerdas yang diambil oleh panitia dan pihak-pihak yang terlibat,”pungkas Pieter.
“Hari ini saya hadir memberikan dukungan kepada panitia sidang IV klasis GKI keerom dan juga kepada Trio Cartenz dan Anafre mereka adalah anak anak Papua yang membanggakan kita, seni budaya orang Papua itu menjadi satu jembatan, menjadi satu ikatan yang bisa mengikat semua orang Papua, hanya musik yang bisa mengikat orang Papua dan harus kita hormati dan hargai karena berakar dari budaya dan bahasa hasil karya-karya anak-anak Papua”Tutupnya. (*)