JAYAPURA. PapuaBaru.Com,- Dua puluh delapan kabupaten dan satu kota di Provinsi Papua telah melakukan vaksinasi, dimana tenaga vaksinator yang telah dilatih di seluruh Papua sebanyak dua ribu tujuh ratus lebih.
Hal ini disampaikan langsung Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr. Robby Kayame, SKM.,M. Kes saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (19/3) pekan kemarin.
Kata dia, yang divaksin adalah mereka yang berusia 18 tahun hingga 59 tahun, termasuk para lansia. Dan untuk tenaga kesehatan (nakes) itu sembilan belas ribu lebih, pencapaiannya 80% nakes yang telah divaksinasi.
“Kami harap, tahap berikutnya yang 73.200 lebih dosis ini diperuntukkan untuk pelayan publik seperti teman-teman di perbankan, transportasi, media, pelaku usaha dan kemanan (TNI/Polri, red). Diharapkan bulan ini dan bulan depan bisa berjalan baik. Dan harapan kami juga ada dukungan pemerintah, dalam hal ini bupati dan walikota karena pemberian vaksin ini sangat besar pengaruhnya,” ungkap Dr. Robby.
Hingga saat ini, jelasnya, tidak ada kendala yang dihadapi. Apabila ada anggaran yang disiapkan oleh para bupati dan walikota maka pasti kerjanya bisa maksimal. Terkait adanya warga masyarakat yang kurang merespon program vaksinasi, ibarat sesuatu hal yang baru maka membutuhkan waktu, tidak semudah membalik telapak tangan.
“Itu yang kita tingkatkan sosialisasi kepada masyarakat agar mengerti dan memahami apa itu vaksinasi. Sementara berkaitan dengan tenaga dukungan kesehatan (dukes) dalam perhelatan PON XX nanti, kita punya tim kuat. Tim bidang kesehatan kuat di tiga kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Merauke, Mimika, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura yang merupakan daerah-daerah atau tempat dilaksanakan PON,” beber Robby Kayame.
Lanjutnya, untuk tenaga relawan dibidang kesehatan, masing-masing kabupaten dan kota yang melaksanakan PON telah memilikinya, sementara Dinas Kesehatan Provinsi Papua hanya mengatur.
“Rumah sakit yang ada di Merauke, Mimika, Rumah sakit Yowari di Kabupaten Jayapura, rumah sakit dok II, rumah sakit abepura dan rumah sakit besar lainnya yang ada di Kota Jayapura, semuanya digunakan selama perhelatan PON. Termasuk mobil ambulans yang akan digunakan,” bilang Dr. Robby.
Terkait upaya pencegahan penularan covid, sambungnya, dalam perhelatan PON XX yang semestinya dilaksanakan tahun 2020 kemarin akahirnya harus tertunda akibat wabah virus tersebut (covid-19). Namun di tahun 2021 ini, dari hasil koordinasi PB PON Papua dengan presiden, telah disepakati untuk perhelatan PON tetap dilaksanakan.
“Untuk itu kami di Provinsi melakukan beberapa langkah-langkah sesuai surat edaran presiden maupun PB PON, dalam hal ini bapak gubernur selaku ketua umum. Dimana setiap orang yang datang, baik official maupun atlet dari berbagai provinsi harus divaksinasi dan akan diperiksa,” ujar Robby.
Sementara semua yang terlibat di Papua, tambahnya, yang hadir di venue-venue harus divaksinasi agar tidak terjadi penularan. Dan tidak hanya vaksinasi, tapi juga penularan penyakit malaria.
“Harapan kami adalah ketika masyarakat sudah melihat dan mengetahui manfaat dari vaksin, maka tidak ada alasan. Masyarakat harus menerima, karena orang Papua sampai hari ini masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Makanannya tidak cukup, tidak lengkap dan tidak teratur. Untuk itu kami harap supaya seluruh masyarakat di Papua bisa berpartisipasi menerima vaksinasi,” pungkas Dr. Robby. (Tim)