JAYAPURA.PAPUA BARU.COM,- Salah satu anggota DPR RI Komisi II, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Papua, Paulus Ubruangge menegaskan bahwa, Konflik Papua sampai kapanpun tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan Militer.
Pasalnya masyarakat Papua khusus di Nduga sampai detik ini masih mengalami trama yang cukup dalam, pasca operasi militer tahun 1996 silam, dimana harta benada, rumah dan hewan peliharaan dibakar.
“saya anak asli dari Dduga, saya berangkat dari keluarga petani sampai dan saat ini saya berada di Senayan, sehingga apapun yang dialami oleh orang tua saya, masyarakat saya, saya juga ikut mengalami selama saya ada disana, sehingga selama ini konfil yang terjadi di sana itu 95 direkayasa oleh oknum intelijen, dan 5 persen murni dari TPNPB”terang Paulus.
Sehingga dirinya menghimbau kepada Presiden, Panglima TNI, Menteri terkait, Menteri Polhukam agar masalah konflik di Papua harus dikembalikan ke masyarakat adat. Tidak perlu lagi ada pendekatan-pendekatan militer.
“ karena khusus di Nduga kalau masyarakat lihat militer itu, dia takut karena dia trauma dengan masalah tahun 96, waktu penyanderaan itu, begitu pihak keamana turun di sana di daerah mapen duma, kenyam dan sekitarnya, Cigi, Mbuah sampai ke selema, masyarakat disiksa, dibunuh, diperkosa hingga rumah-rumah warga dibakar, hewan ternaknya dimakan dibunuh hingga ada yang dibawa dengan helicopter dan dibuang dimana itu tidak tau,”tegas Paulus kepada sejumlah media di Jayapura minggu, (9/1)2022.
Ditambahkan jika Papua ingin aman, maka jalan satu-satunya adalah segerah tarik pasukan TNI/Polri keluar dari seluruh wilayah Papua, dan aktifkan kembali polres, Kapolsek, Koramil, dandim, Babinsa di daerah karena mereka ini mengayomi masyarakat, tinggal bersama masyarakat tanpa memegang senjata.
“contoh mereka kasi rokok dan isap sama sama, gula mereka bawa putar kopi mereka minum kopi sama-sama, begitupun hasil bumi milik masyarakat, mereka bawa dan kasih ke kapolsek dandim, babinsa dan lainnya, sehingga disini terjadi pertukaran sesuatu sebagai tanda kekerabatan dan kekeluargaan, masyarakat rasa miliki kenyamanan, hubungan kekeluargaan itu suda dibangun,”paparnya.
Sehingga saya pikir masalah papua bisa terkendali, tetapi kalau kita pake pendekatan militer tidak mungkin akan selesai persoalan di Papua ini. Karena Pendekatan Militer itu bukan Solusi.
Ia juga menyebutkan ada yang sengaja mengadu domba, sehingga ada reaksi, ada tindakan, ini yang dibangun selama ini.
“Sehingga saya minta hari ini supaya pihak keamana itu boleh saja tetapi kita aktifkan, polres, polsek, dandim, koramil dan babinsa, sehingga sama dengan seluruh Indonesia, karena di daerah Papua ini bukan daerah DOM, sehingga ada pendropingan militer dan lain sebagainya.
Dirinya menyebutkan bahwa untuk kepentingan ekonomi di Papua silahkan saja, tetapi jangan korbankan masyarakat kecil. “ Kemanusiaan ini penting sekali sehingga kalau masyarakat Papua suda mulau nyaman aman damai maka dengan sendirinya merekan akan pengakuan dari diri sendiri, datang dari lubuk hati yang paling dalam, bahwa orang Idonesoia itu orang kita. **