JAYAPURA.PAPUA BARU.COM,- Ketua Badan Pekerja Am Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu,MTh mengungkapkan bahwa memasuki usia ke 65 tahun, perjalanan GKI di tanah Papua harus dipastikan, bahwa GKI di tanah Papua sejak awal berdiri hingga saat ini memiliki komitmen untuk menjadi gereja yang menjadi gereja yang membawa kabar sukacita.
“GKI memiliki komitmen untuk terus menjadi gereja yang membawa kabar sukacita, keadilan, kedamaian, menjadi perpanjangan tangan dari Tuhan, untuk menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah, termasuk wujud nyata ditengah-tengah hidup kita,”ungkapnya saat memberikan sambutan Perayaan HUT GKI ke 65 tahun di tanah Papuadan Peresmian Kantor Klasis Waibu Moi di Klasis Waibu Moi, Kabupaten Jayapura, Selasa (26/10).
Dirinya menyebutkan bahwa perayaan HUT GKI di tanah Papua yang dipusatkan di Klasis Waibu Moi, memberi gambaran perjalanan GKI memasuki usia 65 tahun, pastinya menyimpan banyak cerita, kenagan yang pernah didapatkan dari founding father GKI sejak masa zending hingga GKI saat ini.
“Ketika GKI berdiri sampai hari ini, tentu catatan sejarah tidak sekedar kita baca tetapi diingat dalam kehidupan kita, secara khusus generasi hari ini oleh pekerjaan pelayanan dalam GKI di tanah Papua,”sebutnya.
Merujuk pada tema “Datanglah Kerajaan-Mu”, dirinya berharap memasuki usia ke-65 tahun, semua yang sedang diberi tanggungjawab baik itu di level kepemimpinan baik di sinode, klasis dan jemaat, harus bertangungjawab penuh dalam melaksanakan tugas panggilan dan pelayanan.
“Saat ini tercatat ada 1967 jemaat, bakal jemaat, pos pekabaran injil dan wilayah dan cluster yang sedang kita layani, ada wilayah, ada klasis ada jemaat yang mudah dijangkau dalam akses pelayanan yang masih ada yang masih sulit,”bebernya.
Andrikus membeberkan tercatat sekitar 1974 tenaga pelayan dan pegawai orang yang dibayar GKI per 1 Oktober.”Kita angkat kurang lebih 118 pendeta yang sudah menjadi pegawai, kurang 400 calon pendeta atau vikaris, segera kita tempatkan untuk mengisi kekosongan kebutuhan pelayanan bagi jemaat-jemaat. Kita tidak semudah mengangkat pegawai, karena kita dibebani dengan bagaimana membayar jaminan hidup, setiap bulan (pengeluaran) di atas Rp. 10 milliar, itu angka yang tidak sedikit untuk periode ini kita angkat (pendeta) dua kali. (Tidak hanya gaji) tetapi kesehatan dan seluruh keluarga diberi jaminan melalui BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, ini bagian dari kita kerjakan dalam rangka memberi jaminan keamanan, keselamatan bagi para pekerja, di bagian lain kita lakukan dengan hati-hati dan perhitungan sangat baik, karena kita berani membayar gaji secara sentral,”bebernya lagi.
Dikatakan, GKI saat ini dan kedepan, harus melaksanakan pekerjaan secara terukur, dimana salah satu tangungjawab sinode GKI adalah memastikan data base warga GKI di tanah Papua.” Kita sudah launching di Jemaat GKI Calvari Angkasa, sementara data kita yang kita lakukan dalam 2 tahun, jumlah warga GKI yang terdata kurang lebih sekitar 700 ribu tetapi dalam presentasinya baru sekitar 75 persen, artinya angka ini menunjukan masih banyak warga GKI yang belum terdata, masih ada klasis, masih ada jemaat yang belum peduli untuk melakukan pendataan,”katanya.
Mantan Ketua Klasis GKI Sorong ini mengisahkan kisah Tuhan Yesus, sang gembala yang mengingatkan warga GKI untuk menghitung domba agar memperoleh angka yang pasti, jangan sebuah perkiraan.”Pekerjaan ini, pekerjaan besar tetapi pekerjaan ini amanat agung dari sang gembala itu kepada kita, tidak sekedar menguruss organisasi, melayani tetapi jika tidak berbasis data, saya katakan itu omong kosong untuk sebuah pelayanan yang maksimal,”sebutnya.
Data warga GKI, ujar Andrius, sangat penting oleh sebab itu dirinya mengingatkan kembali setiap pimpinan klasis yang menghadiri HUT GKI di tanah Papua, untuk kembali dan memastikan menyelesaikan data warga GKI.”Kita pastikan laporkan data base di Sidang Sinode GKI di Waropen tahun 2022, data base GKI secara lengkap,”ujarnya.
Dirinya juga melaporkan hasil pertemuan dengan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dimana dalam rapat zoom meeting lengkap bersama pimpinan sinode lainnya dan Mensos dan para Dirjen di Kementerian Sosial, dimana Mensos memberikan tanggungjawab kepada Sinode GKI untuk menggarap cluster Mamberamo-Sarmi dalam percepatan selama tiga bulan kedepan terhitung Desember.
“Rencana kerja pengembangan ekonomi umat, koperasi, ada usaha untuk mengelola minyak, ada transportasi, maintenance internet ini diserakan kepada kita, bahkan Mensos akan bersekretariat di Ppaua untuk mendampingi GKI, beliau sampaikan pak pendeta saya sudah bicara resmi kepada Pak Presiden, saya kerja dengan GKI untuk cluster ini dan ketika ada hasil, maka kita akan berpindah ke cluster yang lain, artinya ini ujian dan cobaaan bagi GKI,”imbuhnya.
Andrikus menjelaskan ini tugas penting GKI untuk juga mendorong kesejahteraan bagi umat.”Penting bagaimana BP klasis, kita berharap mimbar penting dalam mengabarkan kabar sukacita injil, tetapi injil harus relevan dengan kehidupan umat harus mengalami sejahtera, karena itu ekonomi diurus, kebun diurus, peternakan diurus, perikanan diurus, koperasi diurus, jangan kantor kita besar ruangan banyak kita datang main gaplek tidak boleh. Kantor klasis menjadi pusat dimana orientasi pelayanan terencana,”jelasnya.
Dirinya kembali meminta kepada pimpinan Klasis agar merawat dan menggunakan kantor klasis dengan baik, mengingat pemerintah sudah membangun kantor klasis di Papua dan Papua Barat.
“Saya lihat gedung sama tetapi mohon maaf tidak seluruhnya. Kantor sepi dan rumputnya tinggi, saya biasa datang di satu klasis biasanya datang di kantor klasis, kalau ada kantor jangan tidak ada pekerjaan, pekerjaan tidak boleh direncanakan di jalan-jalan,”tegasnya.
Dirinya memberi cacatan kepada BP Klasis Waibu Moi yang telah menjadi tuan rumah pelaksanaan HUT GKI di tanah Papua, yang dirangkaikan dengan peresmian Kantor Klasis Waibu Moi.”Kantor ini menjadi pusat kendali organisasi dan pelayanan, kemarin kita baru resmi Graha Sara, kita semua bersukacita dengan kehadiran gedung ini, saya mengajak kita kembali menata sistem kerja organisasi, kedepan raker Am tidak diwilayah lain lagi, kita pusatkan disitu, jadi terpusat, kita hentikan untuk sewa pastori cadangan lagi,”katanya lagi.
Dirinya menegaskan GKI kedepan harus berubah dalam berbagai pandangan, dimana tidak bisa lagi menggunakan pola pikir 30 tahun lalu.”Manajemen pelayanan harus jadi perhatian, pola pikir kita harus cepat dan mengimbangi perubahan yang cepat, saya bersyukur karena sejak tahun 2019 GKI dan GKI kerjasama dengan satu lembaga dalam pelatihan yang berkaitan dengan PON, dimana home stay yang dikelola oleh umat dipakai untuk PON, program seperti yang dikerjakan oleh klasis, bagaimana jemaat bisa siapkan home stay dan kelola sendiri,”tegasnya.
Ditambahkan, dengan demikian maka ekonomi umat bisa terbantu, jemaat harus kreatif, bagi yang menyediakan home stay tentu dengan fasilitas yang ada dan dikelola dengan baik, dengan bantuan teknologi IT, jemaat bisa mempublish/mempromosikan.
“Itulah sebab kita bersyukur kepada Tuhan, ekonomi bergerak, ada usaha peternakan, koperasi, percetakan dan lainnya, harus dikerjakan, sekarang tidak boleh ditunda karena itu sekali lagi pesan penting diusia ke 65 tahun,”tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM yang juga merupakan warga GKI di tanah Papua mengharapkan 65 tahun GKI di tanah Papua, GKI terus mengembangkan pelayanan di seluruh klasis-klasis di tanah Papua.”Selain harus ada pertumbuhan iman kepada Tuhan, kita juga harus mengembangkan ekonomi jemaat, mendorong perkembangan umat dalam beribadah,”ungkapnya.
Pria yang akrab disapa BTM ini mengharapkan, GKI ditanah Papua tetap satu, meskipun saat ini di tanah Papua terdapat 2 provinsi. “Kita tetap bersatu, saya sebagai anak GKI (mengharapkan) kita musti satu untuk dua yaitu Papua dan Papua Barat ini luar biasa, kita dituntun oleh Roh Kudus, kita tetap menjaga perahu GKI sampai Tuhan datang yang kedua kali,”bebernya.
Tak hanya itu, pria yang juga Wakil Ketua PHMJ Jemaat GKI Pniel Kotaraja ini, pada kesempatan tersebut membantu memperlengkapi perabotan dan kebutuhan Kantor Klasis Waibu Moi. (Humas Pemkot Jayapura/Yan)