JAYAPURA.PAPUA BARU.COM,- Ketua Umum Pengurus Daerah Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pengda Pertina) Provinsi Papua Barat, Clinton Tallo meminta kedepan, untuk tinju dalam event Pekan Olahraga Nasional (PON) harus menggunakan wasit dan perangkat pertandingan dari luar negeri, jangan lagi menggunakan wasit di Indonesia.
Hal ini ditegaskan pria yang juga manager cabor tinju Papua Barat Pada PON XX Papua, pasca kejadian memilukan yang dialami pihaknya ketika nomor terbang ringan (45-48 kg) putri antara petinju Papua Barat Merlin Tomalata menghadapi wakil tuan rumah Hana Kendi di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Selasa (5/10), lalu.
Dimana keputusan wasit yang memenangkan Hana Kendi menjadi pemenang dinilai merupakan bentuk kecurangan dan wasit tidak maksimal dalam memimpin pertandingan tinju tersebut.
“Baik saya selaku manajer yang juga Ketua Pertina Papua Barat dengan adanya insiden yang terjadi antara Papua dan Papua Barat, sangat kecewa tentunya, pertama kali dalam dunia tinju (ini terjadi), kami punya (petinju) yang menang, dan ini bukan hanya pendapat kami, tetapi semua orang yang nonton tahu itu, bahkan orang awam juga tahu itu, tetapi keputusan wasit bedah,”ungkapnya ketika ditemui di GOR Cenderawasih Jayapura,kemarin.
Dikatakan, pihaknya telah meminta kepada Ketua Umum PP Pertina untuk mengevaluasi semua wasit, hakim dan perangkat pertandingan di PON XX Papua.
“Mereka ini kan mungkin ada yang tidak tahu tinju atau bagaimana, jadi menurut saya seolah-olah kita ini diaduh, kita baik Papua dan Papua Barat, kita ini memang dua provinsi tapi satu, jadi jangan mentang-mentang kami main disini, jadi dikalahkan,”katanya.
Dirinya mengingatkan PP Pertina untuk tidak main-main dengan setiap event termasuk juga PON Papua.
”Ini organisasi nasional bukan organisasi daerah, jadi kedepan kami minta supaya jangan pakai wasit dari Indonesia lagi, pakai wasit luar negeri supaya adil, karena nepotisme wasit tinggi, itu saran saya,”bebernya.
Menurutnya, seluruh masyarakat Papua Barat kecewa dengan perlakuan tidak adil yang diterima oleh petinjunya, apalagi dikalahkan secara tidak adil oleh wasit.”Kedepan hal-hal ini jadi perhatian, jangan gara-gara wasit memicu masalah,”pungkasnya. (John Karma/Yan)