SENTANI. Tabloidpapuabaru.com,- Ketua Panitia Konfrensi Masyarakat Adat Grime Nawa, Yulianus Dwa, S.Km menyebutkan bahwa masyarakat adat Grime Nawa akan menyiapkan hidangan 1000 (seribu) keladi bakar untuk menyambut peserta Konfrensi Masyarakat Adat Grime Nawa yang akan digelar pada 20-21 Desember 2023 di Balai Adat Kampung Manda Samon Distrik Kemtuk Kabupaten Jayapura.
Hal itu dilakukan untuk mengingat kembali kehidupan para orang-orang tua lembah Grime masa dulu, dimana dahulu dikenal ada roti “bakar genyem” yang diambil dari kampung untuk dijual ke hamada Jayapura.
“ini dilakukan untuk mengingat kembali kehidupan para orang-orang tua kami di kampung, yang begitu sederhana mencintai makanan local, mencintai adat dan budaya sebagai warisan dari nenek moyang kami,” ungkap Yuliansu Dwa kepada media Online ini kemarin di Sentani.
Selain itu kata Yulianus Dwa, bahwa hal itu juga menceritakan betapa pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, kekompakan dan saling tolong menolong yang sudah lebih awal diimplementasikan oleh orang-orang tua pada jaman dulu. Dimana kebaikan itu terjalin antara tetangga, antar masyarakat kampung yang satu dengan kampung yang lain dan juga kepada para hamba Tuhan atau penginjil dan juga guru jemaat serta guru-guru yang mengabdi di wilayah adat Grime Nawa pada saat itu.
“ Realita hidup orang-orang tua pada saat itu yang ingin kami mengangkat kembali, mengingat kondisi perubahan dan perkembangan zaman/IT hari ini telah mengikis sendi-sendi kehidupan masyarakat baik yang hudup di perkotaan dan di kampung-kampung,” bebernya.
Untuk itu melalui Konfrensi Masyarakat Adat Grime Nawa yang mengusung tema , “Bersatu Selamatkan Manusia, Tanah & Sumber Daya Alam Grime Nawa”. Maka diyakini bahwa masyarakat adat adalah masyarakat yang punya potensi dan itu terbukti dengan adanya PAD terbesar yang disumbangkan untuk Kabupaten Jayapura. Melalui perusahaan-perusahaan besar /HPH yang beroperasi di wilayah Grime Nawa.
Yulianus Dwa berharap melalui momentum penting ini akan membangkitkan semangat gotong royong kebersamaan masyarakat adat di wilayah Grime Nawa untuk menata diri bangkit maju untuk perubahan yang lebih baik.(Redaksi) **