JAYAPURA. tabloidpapuabaru. Com,- Anggota DPR RI Komisi VIII, Yan Permenas Mandenas berkesempatan berbagi pengalaman sekaligus menyerap aspirasi dari para tenaga guru pendidikan Agama Islam di Kota Jayapura. Kegiatan yang diinisiasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua itu, berlangsung dengan topik “Melaksanakan pendampingan Program Pendidikan Islam tahun 2023 Oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua”, berlangsung di Salah satu Hotel di Jayapura Sabtu, 25 November 2023.
Dalam pertemuan tersebut terjadi tanya jawab yang cukup serius antara para guru agama, pegawai honorer bersama Anggota DPR RI Yan Mandenas. Sekitar 20 pertanyaan dijawab dengan baik oleh Yan Mandenas.
Dari Pantauan Media Online ini , tergambar dengan jelas semua keluh kesah antara Nasip dan kesejahteraan dari bapak/ibu guru khusus pendidikan Agama Islam disampaikan langsung kepada anggota Komisi VIII DPR RI , Yan Mandenas.
Guru Agama meminta agar Anggota KOmisi VIII DPR RI perwalilan Provinsi Papua Yan Mandenas agar tolong memperjuangkan nasip mereka, yaitu ada tenaga Honorer yang masih banyak statusnya belum jelas, artinya telah mengabdi lebih dari 10-15 tahun namun belum diangkat menjadi PNS.
Untuk itu melalui kesempatan yang baik saat mendapat kunjungan dari anggota Komisi VIII DPR RI Yan Mandenas, maka secara langsung bapak/ibu guru menyampaikan aspirasinya.
Usai pertemuan bersama para guru Agama Islam, saat diwawancarai media Online ini, Yan Mandenas mengatakan menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Agama mealui Kantor Wilayah Kementeran Agama Provinsi Papua.
Dikatakan dalam rangka mendorong pendidikan agama dan Yayasan bisa menjadi satu garda terdepan, khususnya kepada para guru yang berada di sekolah Yayasan dan agama untuk terus mendidik generasi bangsa dengan wawasan kebangsaan dengan tidak terlepas mental spiritual mereka.
“ jadi bukan sekedar kemampuan akademik tetapi mentalitas, sebagai modal untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi sehingga suatu saat, mereka lahir sebagai pemimpin-pemimpin bangsa yang punya moralitas baik dan punya etika. Karena itu merupakan budaya masyarakat Indonesia yang harus kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari,” Terang Mandenas.
Kita harus menjadi masyarakat yang berbudaya, masyarakat yang punya moral, sehingga suatu saat kita bisa membangun bangsa kita ini dengan kebersamaan , saling menghargai satu dengan yang lain. Sehingga bagaimana Toleransi yang sudah berjalan selama dapat terjaga dengan baik.
Kita tidak terpengaruh dengan pengaruh-pengaruh Dunia luar yang akan mengancam kehidupan masyarakat kita. Untuk itu Yan Meminta pendidikan Agama harus dikedepankan sehingga tidak mudah terpengaruh dengan ancaman budaya luar.
Jika pendidikan keagamaan kita kedepankan maka budayapun akan kita lupakan, karena pendidikan agama ini akan memupuk masyarakat kita dari kehidupan social budaya yang sudah ada sejak nenek moyang kita. Ini yang perlu kita pertahankan sehingg masyarakat Indonesia sebagai masyarakat beriman , bertakwa serta punya nilai-nilai keagamaan yang tinggi, saling mengasihi toleransi satu sama yang lain dan bahu membahu, saling membantu karena itu merupakan sifat kegotongroyongan kita yang menjadi cita-cita kemerdekaan dari pendahulu kita.
“saya berharap dengan pendidikan Agama yang baik maka Indonesia akan semakin kuat” terang Mandenas.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI, Provinsi Papua, Klemens Taran, S,Ag, menyampaikan terima kasih kepada Yan Mandenas selaku anggota Komisi VIII DPR RI, yang telah hadir menyampaikan berbagai pikiran dan pandangan terkait kebijakan dalam membangun bangsa dan negara.
Ia berharap kemitraan antara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua dan Komisi VIII DPR RI dapat terus terjalan untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan para guru pendidikan dan yayasan di Provinsi Papua.
“kami berharap kemitraan antara Kanwil Agama Provinsi Papua dan Komisi VIII DPR RI terus terjalin dalam memperjuangkan kesejahteraan para tenaga guru pendidikan agama, yayasan demi kesejahteraan masyarakat Papua,” tutupnya.
Diketahui bahwa dalam pertemuan itu, Yan Mandenas menyebutkan akan berjuang dengan caranya sendiri untuk memperjuangkan aspirasi dari guru agama. “ ada dua catatan penting yang saya sudah rekam dan catat pertama adalah kesejahteraan para gurua agama dan yayasan, kedua masalah kuota pengangkatan menjadi ASN, saya akan perjuangkan dengan cara saya sendiri,” terang Mandenas. (mozes)**