Laporan : Mozes Baab
JAYAPURA. tabloidpapuabaru.com,- Sebanyak 631 penatua dan syamas Rayon B Klasis Port Numbay GKI Di Tanah Papua, mengikuti Temu Raya Majelis Jemaat yang berlangsung di Jemaat Pengharapan Jayapura Rabu, 7 Juni 2023.
Temu Raya Majelis Jemaat itu berlangsung selama satu hari, dengan pemateri dari Sinode GKI Di Tanah Papua.
Para penatua dan syamas mendegar arahan dan materi terkait pedoman pedoman penatalayanan, pengembalaan , pedoman tata ibadah, peraturan teknis seluruh ibadah-ibadah, sistim penatalayanan GKI Di Tanah Papua.
Kordinator Panitia Kegiatan Temu Raya Majelis Jemaat Rayon B Klasis Port Numbay, Pdt. Nicolaus Matruty, S.Teol, saat diwawancara media online ini di lokasi kegiatan kamis malam (7/6) mengatakan bahwa, Temu Raya Majelis Jemaat Rayon B Klasis Port Numbay adalah bagian dari tanggungjawab Badan Pekerja Sinode GKI Di Tanah Papua.
Hal itu tertuang melalui sidang Sinode di Waropen, dimana wajib untuk menjelaskan kepada para penatua syamas sebagai pelaksana ujung tombak dalam jemaat tentang keputusan-keputusan terkini di GKI Di Tanah Papua. Itu menjadi sebuah bukti pembaharuan GKI didalam era kepemimpinan GKI selama lima tahun kedepan hingga 2027.
Lanjut Pdt. Nicolaus Matruty, S.Teol, yang dikenal sederhan dan humoris itu menyebutkan bahwa, temu raya majelis jemaat atau pertemuan penatua dan syamas sangat penting sekali, dalam rangka mendengarkan penjelasan terkait perubahan-perubahan dalam sistim pelayanan GKI Di Tanah Papua, sehingga kedepan penatua dan syamas memporoleh pemahaman yang sama dalam bekerja menyesuaikan perubahan-perubahan perkembangan zaman saat ini.
“ jadi saya pikir mengapa ini penting, karena ada begitu banyak Situasyonal yang menjadi dasar gereja berpikir berdasarkan kemajuan jaman supaya GKI tidak dianggap ketinggalan dengan Situsyonal yang ada,” bebernya.
Disisi lain sebagai bekal bagi majelis yang notabene masih majelis baru untuk mereka mengenal GKI, apa itu GKI, bagai mana ber GKI, dengan seluruh penatalayanan yang ada.
Harapan Sinode bahwa dengan diselenggarakannya kegiatan ini, ada wacana baru, ada padigma baru berpikir dari petugas-petugas gereja di aras jemaat dalam membatu pegawai organic jemaat baik itu pendeta, guru jemaat dan penginjil, didalam melaksanakan tugas tri panggilan gereja yang menjadi hakiki itu.
Kemudian yang paling inti menurut Pdt. Matruty adalah khusus para penatua dan syamas agar mendengar dengan baik sehingga dapat memahami perubahan-perubahan keputusan yang ada, dan bisa menjalankannya.
“ jadi sekali lagi atas dasar Alkitabiah, gereja berpikir dan merubah seluruh bentuk pelayanan, seluruh bentuk aturan , seluruh bentuk ibadah supaya mereka juga memahami itu, yang paling inti itu adalah bagaimana panatua dan syamas, GKI Di Tanah Papua dalam Klasis Port Numbay, khususnya Rayon B mempunyai pemahaman yang sama, didalam mengayu bahtera GKI Di Tanah Papua sesuai dengan norma-norma aturan-aturan yang berlaku, dalam konteks kekinian,” Jelas Kordinator Panitia Pdt. Matruty.
Dirinya mengakui bahwa pasti akan terjadi perbedaan pendapat, tapi itu hal biasa. “ seribu orang, seribu cara berpikir dan cara pandang , tetapi harapan bahwa dalam Kristus apa yang kita pikir tidak sama dengan apa yang Tuhan mau, dan wadah ini menjadi tempat penyatuan sebuah kebersamaan didalam moto gereja yaitu Sonhodoss berjalan bersama-sama diatas jemaat, Klasis dan Sinode itulah citra dasar GKI Di Tanah Papua,” harapnya.
Diketahui bahwa Kegiatan Temu Raya Majelis Jemaat Klasis Port Numbay Rayon B, berjumlah 10 jemaat, masing-masing Jemaat GKI Betlehem Dok II, Imanuel Apeo, Pengharpan Jayapura, Hermon Batu Putih, Elohim Pemancar, Maranatah Ardipura I.III, Filiadolorosa Polimak 4, Efata Ardipura III, Eklesia Makodam, yang jumlah penatua dan syamas atau Diaken Pressbiter berjumlah 631 orang Penatua dan Syamas. **